Salah satu gunung yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta berikut ini bisa menjadi alternatif tujuan wisata bagi para pecinta hiking. Gunung Api Purba namanya. Berlokasi di kawasan desa wisata nglanggeran, yaitu di desa Nglanggeran Wetan, kec. Patuk, Kab. Gunung Kidul, Yogyakarta.
Dari pusat kota Jogja kita perlu berkendara sekitar satu setengah hingga dua jam ke arah Gunung Kidul atau Wonosari, dengan jarak tempuh kurang lebih 30KM.
Menurut sejarah dan hasil penelitian, Gunung Api Purba Nglanggeran merupakan gunung berapi tua yang sudah tidak aktif lagi. Sesuai kata yang melekat pada namanya yaitu purba yang artinya gunung ini sudah sangat tua. Konon katanya terbentuk sekitar 60 - 70 juta tahun yang lalu.
Gunung api purba hanya memiliki ketinggian sekitar 700mdpl saja. Meski bisa dibilang hanya bukit, namun gunung ini memiliki sejarah dan karakteristik yang sangat unik, sehingga saya pribadi sangat tertarik untuk mengunjunginya.
Info Pendakian Gunung Api Purba Nglanggeran
Fakta unik yang pertama mengenai gunung sepuh ini yaitu berasal dari gunung api dasar laut yang terangkat jutaan tahun lalu dan kemudian menjadi daratan. Jadi menurut penelitian, Gunung Api Purba Nglanggeran ini dulunya ada di bawah laut lho, amazing kan?
Karakteristik gunung yang terlihat dari bawah berupa kumpulan bebatuan yang menjulang tinggi menambah keunikan dari gunung satu ini. Jalur pendakiannyapun tidak kalah uniknya lho, sesekali pendaki harus melewati lorong-lorong bebatuan yang sempit. Seru dan tidak akan ditemukan di gunung lain.
Baca Juga: Explore Candi-candi di Jogjakarta
Mendaki Gunung Api Purba Nglanggeran
Untuk saya sendiri ini percobaan ketiga kali ke Gunung Api Purba Nglanggeran. Padahal saya termasuk sering ke Jogja hampir setiap tahun, namun belum kesampean untuk mendaki gunung satu ini. Mungkin telat juga sih taunya, baru tau belakangan kalau ternyata ada gunung (atau bukit) yang bagus gini di Jogja.
Pertama kali niat kesana tahun 2020, saat itu sudah datang ke nglanggeran dan sampai pintu masuk ternyata tutup karena saya datang hari Senin. Ya, pendakian Gunung Api Purba Nglanggeran tutup setiap hari senin, jadi kalau mau kesana selain hari itu ya. Percobaan kedua saat ke Jogja tahun 2021, karena satu dan lain hal tidak bisa mampir ke Gunung Api Purba, meski sudah diniatkan.
Ah ternyata semakin ditunda semakin penasaran. Sehingga di tahun inipun tidak bosan-bosannya saya menyelipkan Gunung Api Purba diantara jadwal kunjungan saya ke Jogja, and finally! Meski sedikit nekat ya, karena saat itu sedang Ramadan, tetep ngegas meski harus mendaki saat sedang puasa.
Saya mendaki bertiga bersama teman. Sengaja datang sore hari supaya tidak terlalu lama menahan haus karena mendaki saat puasa. Niatnya ba'da ashar sudah start dan sudah dibawah lagi sebelum magrib, namun karena terhambat hujan jadinya agak telat, pukul 4:00 sore baru sampai lokasi. Duh, hampir saja tidak diijinkan mendaki lagi karena katanya pukul 5:30 mereka sudah tutup. Tapi setelah sedikit melobi dan kami janji akan segera turun sebelum magrib akhirnya diijinkan. Lagipula kan 'katanya' mendaki ke puncak Punung Api Purba Nglanggeran itu paling cuma 1 jam with easy trek for everyone. Nyatanya? Huh.
Baca Juga: Kumpulan Pantai Gunung Kidul Yogyakarta
Setelah membayar tiket masuk sebesar 15.000,-/orang plus parkir 2000,- kami memulai pendakian tepat pukul 16:30. Mula-mula kita akan melihat bangunan joglo di pintu masuk lalu melewati anak tangga sebelum memasuki jalanan setapak. Seperti yang terlihat dari bawah bahwa gunung ini dipenuhi bebatuan breksi, begitupun di sepanjang jalur pendakian trek dan pemandangan sekitar sebagian besar bebatuan. Mulai dari batu yang diberikan ukiran-ukiran, sampai pemandangan bebatuan yang posisinya tidak masuk akal. Contohnya seperti yang dibawah ini.
Setelah berjalan 30 menit, kami sampai di salah satu spot yang bernama Gunung Bagong, spot sunrise dan sunset yang ada di Gunung Api Purba Nglanggeran.
Dari sini pemandangan cantik kawasan nglanggeran terlihat dari ketinggian, sawah-sawah, embung nglanggeran juga tower-tower stasiun tv yang sangat banyak karena lokasi ini dekat dengan pusat tower stasiun televisi.
Baca Juga: Pengalaman Mendaki Gunung Merbabu via Suwanting
Sejauh ini trek yang dilalui masih sangat aman dan benar-benar ramah pemula. Paling tidak hanya akan naik-naik tangga yang tebuat dari batu, kayu dan ada juga yang terbuat dari besi. Di jalur pendakian kami tidak menemukan pos seperti di gunung-gunung pada umumnya, yang ditemui hanya shelter di beberapa lokasi yang bisa dijadikan untuk istirahat. Kayaknya yang naik kesana cuma kami doang deh, gak ada orang satupun. Hihi.
Kami lanjut berjalan menuju puncak yang kami prediksi tidak lama lagi. Namun ternyata salah, setelah kembali berjalan 30 menit puncak belum juga terlihat. Jam sudah menunjukan pukul 17:30 yang artinya kami sudah berjalan 1 jam dari lokasi loket. Sambil menahan lelah dan haus kami istirahat sembari berunding, apakah mau lanjut atau turun? Tidak ada gambaran sekali mengenai lokasi puncak dekat atau masih jauh, maklum semuanya belum pernah kesana.
Ditengah kegalauan terdengar samar-samar suara adzan. Padahal masih 17:38 lho, ternyata magrib di Jogja memang jam segitu. Untungnya saya membawa air mineral di daypack jadinya bisa batalin puasa dulu. Karena sudah adzan akhirnya kami memutuskan untuk turun saja. Yahhh, ternyata belum berjodoh juga dengan Puncak Gunung Api Purba ya, meski sudah berusaha sejauh ini. Hehe. Tapi tak apa, Insyaa Allah lain waktu kita coba lagi. Yang bilang mendaki Gunung Api Purba hanya butuh sejam ternyata hoax. Hahaha. Sejam mungkin kalau ngebut ya.
Gunung Api Purba memiliki beberapa puncak dan lokasi-lokasi bersejarah menurut mitos-mitos yang beredar. Ada gunung kelir, sumber air comberan yang tidak pernah kekeringan, gunung bongos, gunung blencong, tlogo wungu dan untuk puncak tertingginya sendiri dinamai dengan gunung gedhe. Banyak orang bilang gunung ini mistis karena banyak mitos-mitosnya. Menurut saya juga iya sih, apalagi menjelang magrib dengan suasana yang hening. Meski saya kurang peka sama hal begituan, tapi lumayan dibikin merinding.
Baca Juga: 12 Jam Mendaki Gunung Salak yang Terkenal Angker
Posting Komentar