Cikuray merupakan salah satu gunung yang ada di Garut, Jawa Barat. Puncak cikuray menjadi daratan tertinggi di Garut dengan ketinggian 2821 meter diatas permukaan laut. Selain itu, Cikuray juga menjadi salah satu puncak tertinggi di jawa barat setelah gunung Ciremai, Pangrango dan Gede.
Dari ketinggian 2821 mdpl, Gunung Cikuray menawarkan panorama yang luar biasa indah. Pendaki akan disuguhkan pemandangan matahari terbit dari puncak Cikuray yang terkenal dengan penomena lautan awannya. Kayaknya lautan awan di Cikuray tuh paling indah deh diantara gunung-gunung Jawa Barat. Tak heran kalau Gunung Cikuray selalu menjadi buruan para pendaki dan selalu ramai saat weekend maupun musim liburan.
Mendaki ke Cikuray via Basecamp Tapak Geurot
Ada beberapa jalur pendakian ke puncak Gunung Cikuray. Setidaknya ada 5 jalur resmi yang bisa digunakan para pendaki yang ingin mendaki Gunung Cikuray, yaitu jalur Pemancar, Kiara Jenggot, Tapak Geurot, Olan dan Bayongbong. Jalur pemancar menjadi yang paling populer dibandingkan 4 jalur lain. Tidak ada alasan pasti, namun mungkin salah satunya karena jalur Pemancar adalah jalur lama yang sudah ada sejak dulu. Selain itu, rekomendasi dan ulasan dari para pendaki lain baik di website, youtube, maupun media sosial lebih masif dibanding jalur lain membuat orang lebih tertarik menggunakan jalur tersebut.
Saya ingat celetukan seorang pendaki yang sedang mengobrol dengan temannya di puncak Cikuray. Saat itu si pendaki A bertanya kepada temannya soal jalur-jalur yang terlihat dari puncak "itu jalur mana, ya?" lalu si pendaki B menjawab "gak tau, kayanya gak terkenal, soalnya gak banyak yg review". Saya tebak si pendaki itu naik melalui jalur Pemancar, mengingat pertimbangan dia memilih jalur mungkin karena banyak yang review, dan jalur yang mereka tunjuk tersebut adalah jalur yang saya gunakan, Tapak Geurot.
Jalur Tapak Geurot memang terbilang masih baru, umurnya baru beberapa tahun saja, jadi wajar lah kalau pamornya masih kalah dengan jalur lain, apalagi jalur Pemancar. Jujur saja, sayapun agak kesulitan mencari informasi lengkap yang bisa dijadikan rujukan saat mencari informasi pendakian melalui jalur Tapak Geurot. Hanya ada sedikit info yang saya dapat dari ulasan di youtube maupun blog mengenai jalur ini.
Atas dasar itu, di artikel ini saya akan mencoba memberikan ulasan mengenai jalur Tapak Geurot, barangkali akan berguna untuk teman-teman pendaki yang akan mendaki Gunung Cikuray menggunakan jalur Tapak Geurot. Info yang akan saya berikan adalah berdasarkan pengalaman saya sendiri yang Insyaa Allah akurat. Tulisan ini tidak dalam konteks membandingkan jalur Tapak Geurot dengan jalur lain, karena saya sendiri belum mencoba jalur lain.
Baca Juga: Info Lengkap Pendakian Gunung Pangrango 3019 MDPL
Lokasi dan Cara Menuju Basecamp Tapak Geurot
Basecamp Cikuray via Tapak Geurot beralamat di Jl. Raya Cigedug Desa, Sukahurip, Kec. Cigedug, Kabupaten Garut, Jawa Barat, 44116. Sekitar 20 KM dari pusat kota Garut, atau berkendara sekitar 1 jam dari terminal atau stasiun Garut. How to get there?
Untuk teman-teman yang menggunakan mobil atau motor pribadi, bisa arahkan kendaraanmu menuju daerah cikajang, gunakan maps ya supaya tidak salah jalan. Bagi yang ingin menggunakan kendaraan umum, bisa menggunakan angkot putih tujuan cikajang atau elf Bandung - Cikajang. Saya pribadi memilih menggunakan elf, saat itu naik dari Alun-alun Tarogong.
Perjalanan sekitar 1 jam sebelum akhirnya turun di daerah Kebon Tilu. Untuk ongkos jangan terkecoh ya, banyak oknum kondektur nakal yang sering mematok harga tidak semestinya. Apalagi jika kita terlihat seperti pendatang. Seperti kemarin, saat perjalanan pergi saya dan teman-teman ditagih Rp. 25.000/orang, itu karena teman saya menanyakan tarifnya. Ketika pulang, karena kami sudah tanya warga lokal soal harga resminya, kami membayar dengan uang pas Rp. 15.000/orang.
Jangan lupa beritahu kondektur atau supir untuk turun di daerah Kebon Tilu. Berhubung itu bukan tujuan akhir dan elf tersebut masih akan lanjut sampai daerah cikajang, jangan sampai kelewat ya. Kalau kamu tidak tahu dimana daerah Kebon Tilu itu, jangan khawatir, biasanya kondektur sudah paham dan akan menurunkan dipersimpangan jalan yang ada pangkalan ojeknya.
Selanjutnya kita bisa naik ojek ke basecamp Tapak Geurot dengan tarif Rp. 10.000 saja. Kalau mau jalan juga bisa, tapi lumayan jauh menurut saya, lebih baik save tenaga buat mendaki nanti. Kalau pakai ojek tidak sampai 10 menit sudah sampai ke basecamp.
Itu dia cara menuju basecamp cikuray via Tapak Geurot menggunakan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum. Salah satu pertimbangan saya menggunakan jalur Tapak Geurot juga karena lokasi basecamp ini bisa dijangkau dengan kendaraan umum. Sedangkan kalau saya baca-baca mengenai jalur lain, ada yang harus menyewa kendaraan losbak untuk sampai ke basecampnya. Saya rasa itu akan membutuhkan biaya yang lebih besar, apalagi saya hanya datang dengan rombongan kecil, hanya 4 orang.
Tipe Jalur Pendakian dan Lama Pendakian
Saya dan teman-teman tiba pagi hari di basecamp Tapak Geurot, sekitar pukul 8 pagi. Menuju salah satu rumah yang dijadikan basecamp. Rumah panggung di dalam gang yang tidak terlalu besar, namun cukup nyaman untuk tempat istirahat para pendaki sebelum dan sesudah pendakian.
Bagi teman-teman yang ingin menginap di basecamp sebelum melakukan pendakian juga diperbolehkan ya. Tidak banyak fasilitas disana, hanya tempat istirahat, toilet dan toko merchandise. Untuk parkir kendaraan juga tersedia, namun saya tidak melihat sampai ke parkiran karena tidak membawa kendaraan.
Lokasi basecamp cukup strategis. Dekat dengan jalan raya, warung kelontong, warung makan dan lainnya. Begitu sampai di basecamp, saya dan teman-teman langsung menuju salah satu warung makan untuk sarapan, menyiapkan tenaga untuk mendaki nanti. Satu porsi nasi padang tersantap habis, ternyata harganya hanya Rp. 10.000- saja, murah meriah. Sambil kembali ke basecamp kami membeli beberapa pembekalan yang belum lengkap di warung-warung sekitar, seperti air mineral, makanan dan lainnya.
Packing ulang sebentar, kamipun sudah bersiap untuk memulai pendakian. Tidak lupa untuk mengurus perijinan dulu di loket basecamp, mengisi data-data yang diperlukan lalu membayar simaksi sebesar Rp. 25.000,-/orang. Setiap rombongan akan diminta menyimpang 1 kartu identitas, yang akan dikembalikan dan ditukar dengan sampah ketika selesai mendaki.
Basecamp ke POS 1
Jam sudah menunjukan pukul 10:00 pagi itu, kamipun siap untuk memulai pendakian. Sebelum berangkat, kami diberikan arahan oleh pihak basecamp mengenai jalur yang harus dilalui, terutama dari basecamp menuju pos 1 karena cukup membingungkan.
Sebelum saya membahas jalur menuju pos 1, pertama-tama saya akan sarankan untuk kalian memakai jasa ojek saja menuju POS 1. Demi menghemat waktu dan tenaga. Mengapa demikian? Karena jalur menuju POS 1 ini menyusuri jalan raya dan jalan perkebunan yang sudah di cor. Salah satu yang saya sesali ketika mendaki kemarin adalah tidak memakai ojek ke POS 1.
Berbeda dengan jalur di gunung lain yang biasanya trek langsung berupa perkebunan atau hutan yang teduh, di Cikuray via Tapak Geurot ini kita harus menyusuri jalan raya terlebih dahulu sekitar 1KM atau kurang lebih 20 menit berjalan santai. Kemudian berbelok menyusuri jalan perkebunan yang sudah dicor dengan jarak yang kurang lebih sama.
Akibat tipe jalan yang terbuka dengan cuaca cerah cenderung panas menuju tengah hari, membuat saya sudah mandi keringat sebelum tiba ke POS 1. Andai tau treknya seperti ini, saya pasti naik ojek dari basecamp. Ahhhh. Pokoknya nanti pulangnya mau naik ojek!
Untuk elevasinya sih sebenarnya belum terlalu menanjak, paling tidak baru 15-20 derajat, tapi panasnya itu lho, membuat jalan lebih capek. Total perjalanan saya dari basecamp menuju POS 1 saat itu adalah 1 jam dan tiba sekitar pukul 11:10 AM. Berjalan santai namun tidak banyak berhenti karena panasnya tadi, gak ada tempat buat berteduh.
Lokasi POS 1 ada di pinggiran jalan, di sebuah kebun cabe warga. Ditandai dengan saung kayu sebagai shelter untuk para pendaki istirahat dan berteduh. Beberapa meter sebelum POS 1, jalanan cor sudah berubah menjadi tanah dan bebatuan, namun masih lebar dan bisa dilalui oleh kendaraan (banyak motor pengangkut sayur yang lalu lalang).
POS 1 ke POS 2
Kami tidak berhenti terlalu lama di POS 1 karena belum terlalu lelah. Hanya berteduh sejenak dari panasnya dunia. "semoga trek menuju POS 2 sudah masuk hutan", gumamku dalam hati.
Baca Juga: Bukit Bodogol Sukabumi, Camping Ground via Gunung Gede Pangrango
Beranjak dari POS 1, trek masih menyusuri jalanan bebatuan dan tanah. Baru setelah beberapa meter, ada penujuk arah untuk berbelok ke jalan kecil dipinggiran ladang warga. Sebenarnya kalau mau menyusuri jalan batu juga sama saja, nanti akan bertemu lagi di persimpangan, mungkin diarahkan membelok hanya untuk memotong jalan supaya tidak memutar.
Menyusuri ladang warga ternyata belum begitu membantu berlindung dari sengatan sinar matahari, namun tidak sepanas di jalan menuju POS 1 tadi. Lumayan, sesekali terhalang pepohonan yang tumbuh disekitar ladang. Trek menuju POS 2 ini meski tidak lagi berupana jalanan lebar namun berupa tanah rata, dan masih bisa dilalui motor.
Oh ya, kalau memang mau, bisa lho naik ojek dari POS 1 ke POS 2, memakai jasa para ojek sayur. Tentunya dengan motor yang sudah dimodifikasi untuk trek disana. Tarifnya menurut info pendaki yang menggunakan jasa ojek adalah Rp. 100.000,- ada juga yang bilang Rp. 50.000,-. Sepertinya bisa disesuaikan oleh skill tawar menawar. Tapi saya rasa dengan harga segitu cukup worth it sih mengingat jalan dari POS 1 ke POS 2 cukup sulit untuk dilalui kendaraan. Tapi untuk saya pribadi cukup berjalan saja. Hehehe.
1 jam sudah berjalan tanpa banyak istirahat, akhirnya kami tiba di POS 2, sekitar pukul 12:20 PM. POS 2 ditandai dengan sebuah warung di samping ladang. Warung si emak yang menyediakan cemilan dan minuman. Mampir untuk pesen nutris*ri dingin dan makan gorengan hangat. Entah karena sedang lapar atau bagaimana, tapi gorengan emak enak banget, apalagi sambal goreng merahnya, juara. Makan 3 gak akan cukup. Hehe. Selain itu, harganya juga normal, gorengan hanya Rp. 1000,- saja, berbeda dengan gorengan di jalur pendakian gunung lain, biasanya harga naik 100%, contohnya di warung-warung jalur pendakian Gunung Gede.
Di POS 2 juga tersedia toilet untuk sekedar buang air, bisa juga untuk wudhu dan numpang shalat duhur di warungnya si emak. Saya istirahat cukup lama di POS 2, sambil jajan dan bertegur sapa dengan pendaki lain yang rata-rata istirahat di POS 2 ini. Sepengamatan saya, pendaki yang menggunakan jalur ini tidak terlalu banyak. Di perjalanan tidak banyak berpapasan rombongan pendaki lain, hanya beberapa saja, padahal saat itu sedang weekend. jadi buat yang tidak terlalu suka keramaian, jalur ini sangat cocok.
POS 2 ke POS 3
Melanjutkan pendakian menuju POS 3, pos terakhir sebagai lokasi camping ground. Kami mulai kembali mendaki sekira pukul 1:00 PM. Trek menuju POS 3 ini semakin bervariasi, sudah menjauh dari lokasi ladang-ladang warga. Kini jalur di dominasi semak belukar, terkadang juga berupa anak tangga. Namun sampai sini belum memasuki area hutan. Kabarnya POS 3 adalah batas vegetasi atau pintu rimba sebelum memasuki hutan Gunung Cikuray.
Jalur menuju POS 3 sudah tidak bisa dilalui kendaraan lagi, karena itu tadi, banyak anak tangganya. Katanya sih awalnya ada jalur kendaraan terpisah, namun semakin sering dilewati semakin rusak sehingga tidak diperbolehkan lagi. Lagipula tidak ada urgensi untuk kendaraan sampai ke atas toh ladang-ladang sudah tidak ada lagi.
Pendakian dari POS 2 ke POS 3 membutuhkan waktu 1 jam lagi. Sehingga total mendaki (tanpa istirahat) dari basecamp sampai POS 3 adalah 3 jam (1 jam per POS). Secara keseluruhan trek pendakian Gunung Cikuray via Tapak Geurot ini cukup ramah pemula. Paling tidak, sampai ke POS 3 ini belum ada kesulitas berarti, khususnya bagi saya. Memang sih treknya menanjak terus, hampir gak ada bonusnya. Tapi sangat normal, jalurnya tetap bisa dilalui dengan aman, pijakan jelas dan jalur terurus karena sering dilewati oleh para warga juga.
Camping Ground yang Nyaman dan Aman dari Bagas
Salah satu yang terkenal dari Gunung Cikuray adalah Babi Hutan yang seringkali menemui para pendaki. Kalau teman-teman pernah lihat, video-video pendaki gunung cikuray yang dibegal si bagas sampai ada yang naik-naik pohon karena ketakutan. Katanya sih bagas gak nyerang, cuma ya ngeri ya kalau ada di depan mata. Biasa mereka menghampiri pendaki karena mencium bau-bau makanan. Apalagi jika hari sudah gelap, sering mengontrol area camping pendaki untuk mencari makanan. Tidak jarang kejadian tenda robek karena diserang bagas. Bukan menyerang manusia, tapi mengambil paksa makanan yang ada di dalam tenda yang sudah diendusnya. Karena alasan itu akhirnya para pendaki tidak menyimpan makanan di dalam tenda, termasuk juga sampah sisa makanan. Biasanya dijauhkan seperti digantung di atas pohon sehingga menyulitkan babi hutan untuk mengambilnya.
Kabar baiknya, di jalur Tapak Geurot ini saya tidak menemukan satupun si bagas. Mungkin karena saya camping di POS 3 yang belum memasuki area hutan. Selain di POS 3, pendaki yang menggunakan jalur Tapak Geurot bisa camping di puncak, atau di POS 6, sedikit dibawah puncak. Tapi saya pribadi sangat merekomendasikan POS 3 untuk lokasi camping ideal. Mengapa?
Selain karena terbebas dari gangguan bagas, di POS 3 ini fasilitasnya cukup lengkap. Camping ground luas, menampung puluhan tenda, ada toilet, warung dan mushola (sedang dibangun). Disana juga stay ranger atau petugas yang berjaga (khususnya weekend) sehingga sangat aman jika terjadi hal-hal yang tidak di inginkan. View dari POS 3 juga tidak kalah indah dari puncak. View citylight saat malam, dan lautan awan saat pagi menjadi pemandangan yang bisa didapatkan pendaki jika beruntung, sayang hari itu langit mendung dan berkabut.
Jarak Summit ke Puncak
Salah satu masalah untuk pendaki yang berkemah tidak di puncak adalah jarak summit yang jauh. Memang sih, apalagi harus summit pagi buta dengan udara pegunungan yang dingin menusuk biasanya malah jadi mager. Tidak selalu begitu untuk saya, kadang summit menjadi moment yang ditunggu-tunggu. Apalagi jika tidur dengan cukup malamnya, summit menjadi lebih semangat.
Baca Juga: Gunung Putri Lembang Bandung, Gunung dengan Trekking Minimal View Maksimal
Motivasi saya untuk tidak melewatkan pergi ke Puncak Cikuray pagi itu karena saya penasaran dengan view lautan awan khas Cikuray. Selain itu, info bahwa di puncak ada penjual Cuanki juga menjadi motivasi tambahan hehehe. Ternyata beneran ada penjual cuanki guys.
Perjalanan summit saya tempuh dalam 3 jam (jalan santai sudah banyak istirahatnya). Dari awal treknya terus menanjak tanpa ampun. Jangan harap bisa mendapar bonus landai, gak ada. Kami start summit pukul 3:30 dan tiba sekitar pukul 6, tepat saat moment matahari terbit.
Sesampainya di puncak, wow, ramai sekali. Puncak Cikuray yang tidak terlalu besar itu terisi manusia hampir di setiap sudutnya. Kalau soal pemandangan, gak usah ditanya lagi. View 360 derajat ditambah lautan awan khas cikuray. Duh indah banget.
Dari daratan tertinggi di Garut itu terlihat gunung-gunung lain yang mengelilingi Garut dan Jawa Barat. Dari sana terlihat Gunung Papandayan, Guntur, Gunung Gede bahkan Gunung Ciremai dan Slamat juga bisa dilihat. Beruntung hari itu cerah dan langit bersih sehingga bisa melihat pemandangan dengan jelas.
Sesuai niat di awal, selain mau menikmati pemandangan, saya juga mau menikmati Cuanki di puncak Gunung Cikuray. Semangkuk cuanki untuk sarapan di udara yang dingin menjadikan cuanki yang terlihat biasa ini menjadi luar biasa. Harganya cukup priecy sih, yaitu Rp.20.000/porsi, worth it lah ya daripada harus turun dulu buat beli cuanki. Hehe. Kapan lagi makan cuanki di atas awan.
Perjalanan Turun
2 jam sudah saya berada di Puncak Cikuray. Setelah puas menikmati pemandangan alam yang indah sembari sarapan cuanki, gorengan dan roti bakar, kamipun bersiap turun kembali ke camping ground.
Turun ke Camping Ground
Perjalanan turun kami tempuh satu jam lebih cepat, kurang dari 2 jam saja sudah sampai di POS 3. Start pukul 08:10 dari puncak dan tiba di POS 6 pukul 8:30 (20 menit). Istirahat 5 menit lalu lanjut ke POS 5 selama 25 menit, tiba di POS 5 pukul 09:00. Tanpa istirahat, kami lanjut ke POS 4, 15 menit kemudian sudah tiba di POS 5. Istirahat 5 menit dan lanjut jalan sekitar pukul 09:20, dan tiba di tujuan yaitu POS 3 pukul 09:50, artinya 30 menit dari POS 4 ke POS 3. Total perjalanan turun adalah 1 jam 40 menit, dengan sedikit istirahat. Cukup cepat bukan?
Sesampai di tempat camp kami istirahat sejenak, masak, makan dan packing semua perlengkapan, lalu segera bersiap untuk menempuh perjalanan turun menuju basecamp.
Turun ke Basecamp
Perjalanan turun selalu lebih cepat dari saat naik. Kami menghabiskan 2 jam lagi untuk turun, itupun karena naik ojek dari POS 1 ke Basecamp.Hehe. Sesuai janji ke diri sendiri, pulangnya mau naik ojek. Sayapun menghubungi pihak basecamp untuk dihubungkan ke ojek yang bisa menjemput ke POS 1. Tidak menunggu lama, jemputan datang, ongkosnya Rp. 20.000,- saja. Lumayan memangkas waktu jalan 30 menit-an.
Kontak Basecamp Tapak Geurot: 0812-2473-8123
Kesimpulan
Mendaki Gunung Cikuray menjadi pengalaman yang menyenangkan. Harus banget ada dalam wishlist mendaki teman-teman. Meski trek mendaki cukup menantang, namun sepadan dengan apa yang akan kamu dapatkan. Tantangan dan keindahan menyatu. Sebagai salah satu gunung tertinggi di Jawa Barat, Cikuray menawarkan pengalaman mendaki yang asik lengkap juga dengan pemandangan di puncaknya yang indah banget, surga di atas awan. Usahakan mendaki saat musim kemarau ya supaya cerah.
Salah satu jalur pendakian Gunung Cikuray adalah Tapak Geurot. Jalur ini tidak terlalu populer namun sangat saya rekomendasikan untuk menjadi pilihan teman-teman mendaki, termasuk untuk para pendaki pemula. Trek menuju Puncak Cikuray melalui basecamp Tapak Geurot didominasi ladang perkebunan hingga POS 3. Pos ini sebagai lokasi tengah antar basecamp dan puncak dan juga menjadi tempat ideal untuk mendirikan kemah. Untuk estimasi pendakiannya, dari basecamp menuju puncak sekitar 5-6 jam, sedangkan summit dari POS 3 sekitar 2-3 jam.
Posting Komentar