Taman Nasional Gunung Halimun Salak yang mencakup daerah Bogor dan Sukabumi, memiliki beberapa puncak atau dataran tertinggi. Konon terdapat 12 puncak di Gunung Salak, namun paling tidak ada dua puncak yang terkenal di kalangan para pendaki, yaitu Puncak Manik Salak 1 dan Puncak Prabu Salak 2.
Seperti halnya puncak Salak 1, puncak Salak 2 memiliki keunikan dan daya tarik sendiri. Terutama untuk jalurnya yang sangat menantang. Apakah semenantang Salak 1 atau bahkan lebih? Lalu berapa jam waktu yang diperlukan untuk mendaki ke Salak 2? Yuk kita bahas.
Tektok ke Puncak Gunung Salak 2 via Basecamp Ajisaka
Jalur pendakian ke Salak 2 dibawah kepengurusan Siliwangi Adventure baru terkenal di kalangan para pendaki sekitar tahun 2023. Itupun sempat mengalami berbagai polemik, karena konon dulu jalur pendakian ke Salak 2 belum legal karena tidak terintegrasi dengan taman nasional.
Belum lagi pihak pengelola yang disebut-sebut tidak kompeten dalam mengurus jalur pendakian dengan mengeluarkan peraturan-peraturan nyeleneh. Yang heboh di kalangan pendaki kala itu antara lain regulasi tentang deposit sampah, batas waktu turun dan denda penggunaan drone yang dinilai memberatkan.
Pendakianpun sempat ditutup untuk beberapa waktu, bahkan seruan boycot sempat mencuat dan ramai di media sosial. Para pengurus segera melakukan evaluasi, dan akhirnya pada Juni 2024, pendakian ke Puncak Salak 2 secara resmi dibuka untuk umum dibawah naungan Taman Nasional Gunung Halimun Salak. Untuk basecampnya dipindahkan dari basecamp Siliwangi Adventure ke basecamp baru Ajisaka. Lokasinya berjarak beberapa ratus meter saja dari yang lama, masih di daerah Tamansari, Bogor.
Karena statusnya yang sudah legal, sayapun tertarik dan mencari waktu yang tepat untuk mendaki ke sana. Karena ini pertama kali, dan setahu saya jalur ke Puncak Salak 2 ini sangat menantang, saya tidak sembarang mencari barengan. Untungnya salah satu komunitas pendaki yang saya kenal dan rekomen yaitu Sobat Tektok mengadakan pendakian bersama ke Salak 2 pada bulan November 2024 lalu. Tidak pikir panjang, saya mendaftar untuk mendaki bersama teman-teman Sobat Tektok.
Pendakian ke Puncak Salak 2 rata-rata dilakukan dengan cara tektok alias pulang-pergi. Sangat jarang sekali pendaki yang menginap atau camping disana. Mungkin alasannya karena tidak ada lokasi camping yang proper, dan secara jarak tempuh memang tidak terlalu jauh sehingga masih aman untuk pendakian pulang-pergi. Asalkan harus dibarengi dengan manajemen waktu yang baik, karena meskipun jalurnya tidak panjang tapi tipe jalur yang sulit akan membuat tempo pendakian menjadi lambat.
Estimasi Waktu Pendakian Tektok Gunung Salak 2
Sesuai jadwal, pendakian waktu itu akan dimulai pukul 3 pagi. Mengapa sepagi itu? Tujuannya untuk mengejar waktu supaya bisa turun sebelum gelap. Seperti disinggung diatas, jalur pendakian Salak 2 ini istimewa. Meskipun tidak terlalu panjang, namun cukup menguras waktu karena tipe jalurnya tadi.
Banyak kejadian para pendaki yang kemalaman turun, yang disebabkan perkiraan waktu yang tidak tepat. Oleh karenanya, mendaki sepagi mungkin wajib hukumnya disana. Juga diperlukan kesadaran untuk tidak memaksakan terus mendaki jika tidak memungkinkan. Dejak dari basecamp akan direkomendasikan turun pukul 12 siang dimanapun posisinya. Karena kalau tidak, sudah pasti bakal kemalaman di jalur.
Saya sudah menuju basecamp Ajisaka sejak malam sebelumnya, dan menginap disana. Beberapa peserta ada yang menginap di basecamp lama (Siliwangi Adventure), ada juga yang berangkat langsung dari rumahnya, tentunya yang lokasi tidak terlalu jauh dari basecamp.
Basecamp Ajisaka sendiri hanya berupa bangunan terbuka yang bisa dijadikan tempat transit para pendaki. Tempatnya cukup minimun, masih jauh dari kesan nyaman, tapi lumayanlah. Disana tersedia toilet dan warung untuk memenuhi kebutuhan pendaki.
Pintu Rimba ke POS 1: 50 Menit
Agak meleset dari jadwal awal, kami memulai pendakian sekitar pukul 04:10 AM. Selesai berdoa bersama di pintu rimba, grup mendaki yang berjumlah sekitar 70 orang ini mulai berpencar menurut kecepatan masing-masing.
Karena masih sangat gelap, saya kurang bisa melihat jalur seperti apa di awal pendakian ini, yang jelas masih terasa cukup landai. Setelah melewati sebuah shelter, barulah jalur mulai menanjak. Kami berjalan sekitar 50 menit, sampai menemukan plang POS pertama yaitu Camp Abri 1080 MDPL.
POS 1 ke POS 2: 50 Menit
Kami tiba di Camp Abri sekitar pukul 05:00 AM dan tidak istirahat dulu karena sudah sering mengambil nafas selama perjalanan ke POS 1 tadi. Lanjut menuju POS berikutnya.
Camp Abri berupa lahan datar yang cukup luas, bisa digunakan untuk mendirikan tenda (jika mau). Katanya ada sumber air juga, tapi entah sebelah mana, karena saat disana saya tidak melihatnya. Menuju POS 2, jalur terus menanjak. Kami tiba di POS 2 (Lapak Pakis) setelah 50 menit atau sekira pukul 05:50 AM.
POS 2 ke POS 3: 40 Menit
POS Lapak Pakis (1350 MDPL) hanya ditandai dengan penanda di lahan yang tidak terlalu luas. Tidak ada tempat istirahat atau apapun, sehingga kamipun tidak berlama-lama disana. Lanjut saja menuju POS selanjutnya.
Setelah berjalan 40 menit, kami menemukan plang POS berikutnya yaitu POS Haji Solomod (1550 MDPL), tiba sekitar pukul 06:30 AM.
POS 3 ke POS 4: 35 Menit
Seperti biasa hanya break beberapa menit untuk mengatur nafas saja, kemudian melanjutkan pendakian. POS Haji Solomod ini lumayan luas, sepertinya bisa untuk mendirikan camp.
Menuju POS selanjutnya jalur semakin menanjak saja, hampir tidak ada bonusnya. Tipe hutan rapat khas Gunung Salak semakin jauh semakin terasa. Jalurpun hampir mirip dengan Salak 1, basah dan lembab. Apalagi setelah hujan bulan November semalam, semakin licin saja.
Akhirnya setelah berjalan kurang lebih 35 menit, tiba juga di POS Ksatriya Beuheung Awi (1725 MDPL) sekitar pukul 07:05.
POS 4 ke Puncak Fajar Kencana: 75 menit
Nama POS 4 ini cukup unik ya. Ksatriya mungkin ejaan sunda dari kata Ksatria yang artinya gagah berani, beuheung dalam bahasa sunda berarti leher, dan awi artinya bambu. Jadi ksatriya beuheung awi = ksatria leher bambu. Kira-kira maksudnya apa, ya?
POS Ksatriya Beuheung Awi adalah POS terakhir sebelum ke puncak pertama. Ya, di gunung salak 2 ada dua puncak yang akan dituju, yaitu Puncak Fajar Kencana dan Puncak Prabu sebagai puncak tertinggi.
Setelah berjalan kurang lebih 1 jam 15 menit dari POS Ksatriya Beuheung Awi, kami tiba di puncak Fajar Kencana sekitar pukul 08:20 AM. Sebelum tiba di puncak akan melewati jalur yang mengharuskan memakai weebing, cukup sulit. Kata orang jalur ke Salak 2 ini akan melewati banyak weebing, ternyata weebing pertama ada sebelum Puncak Fajar Kencana.
Fajar Kencana ke Puncak Prabu: 100 menit
Sesuai intruksi dari basecamp, finish pertama disarankan di puncak Fajar Kencana, jika waktu sudah menunjukan pukul 12 siang. Tapi, karena hari itu baru pukul setengah 9, tentu saja kami putuskan untuk lanjut.
Para peserta pendakian bersama Sobak Tektok yang sudah tiba lebih dulu sudah tidak ada di Fajar Kencana, artinya mereka sudah lanjut ke Puncak Prabu. Saya beserta peserta lain yang sejak tadi jalan beriringanpun melanjutkan kembali pendakian.
Dari Puncak Fajar Kencana trek agak menurun, sebelum kemudian menemui persimpangan jalan untuk ke Puncak Salak 1, namanya Simpang Paralon. Dari simpangan ini, trek kembali menanjak dengan didominasi bebatuan dan akar yang perlu dipanjat.
Di jalur ini mulai beberapa kali melewati tali weebing, sampai akhirnya tiba juga di tanjakan weebing paling terkenal sejagat Salak 2, yaitu Tanjakan Wayahna. Tanjakan bebatuan cadas ini memiliki kemiringan 90 derajat. Untuk menaikinya perlu usaha keras dan strategi yang baik. Menyeimbangkan tarikan tangan pada tali juga sembari mencari pijakan yang aman. Beneran susah menurutku.
Untuk orang yang sedikit takut ketinggian, pastinya lebih sulit lagi. Untungnya teman-teman yang menemani pendakian ini sangat suportif. Mereka membantu banyak untuk saya bisa melewati tantangan di tanjakan ini. Tidak bisa membayangkan andai saya pergi hanya dengan teman wanita seperti biasa, kayaknya kita akan stop di tanjakan itu deh.
Berhasil melewati tanjakan wayahna, saya kira trek akan lebih mudah, ternyata tidak sama sekali. Masih harus melewati webing demi weebing sekitar 30 menit sebelum mencapai puncak. Akhirnya, sekitar pukul 10:00 AM tiba juga di Puncak Prabu Gunung Salak 2. Disana sudah ada teman-teman yang sudah tiba duluan.
Puncak Prabu Salak 2 hanya berupa lahan datar yang tidak terlalu luas. Seperti di Puncak 1, disana tidak terlihat pemandangan apapun tertutup lebatnya pepohonan. Di puncak kami hanya duduk-duduk sambil membuka pembekalan, kemudian foto bersama sebentar sebelum akhirnya memutuskan untuk turun. Hanya sekitar 20 menit saja kami berada di puncak.
Perjalanan turun dimulai sekitar pukul 10:20 AM, sambil bingung gimana ya nurunin tanjakan wayahna. Hehehe. Naik saja sudah sesusah itu, apalagi turun, pasti lebih licin lagi. Namun, berkat bantuan teman-teman di pendakian ini, kami berhasil melewati satu per satu tantangan di jalur turun. Melewati turunan Wayahna, lalu Puncak Fajar Kencana, POS demi POS, sampai finish kembali di basecamp sekitar pukul 4 sore.
Diperjalanan turun sempat diterpa hujan lebat, sehingga trek Salak 2 ini semakin aduhai saja. Licin dan berlumpur. Harus extra hati-hati biar gak kepleset.
Penutup
Pendakian ke Salak 2 via jalur Ajisaka menjadi pengalaman yang menantang sekaligus memuaskan adrenalin. Cocok untuk kamu yang senang tantangan. Meskipun gunung ini hanya 2000an MDPL tapi jangan underestimate dulu, kamu akan dibuat struggle seperti sedang naik gunung 3000an MDPL.
Memang benar, mendaki ke Puncak 2 ini membutuhkan waktu yang panjang, meskipun jarak tempuh tidak terlalu jauh, itu karena treknya yang sulit. Meski begitu Alhamdulillah kami berhasil finish sebelum gelap. Terimakasih untuk teman-teman Sobat Tektok, khususnya yang sudah jalan beriringan selama di jalur dan membantu banyak. Dengan persiapan yang matang, teman pendakian yang tepat, pendakian ke Salak 2 ini menjadi sangat menyenangkan sekaligus melatih fisik dan mental.
Oh ya, perhatikan sampah kalian ya. Karena basecamp Ajisaka ini akan mendata barang bawaan dan diperiksa untuk memastikan sampahnya saat turun. Kalau sampai ada yang hilang bakal kena denda.
Kesimpulan
Beberapa garis besar yang bisa diambil dari pengalaman pendakian tektok ke Gunung Salak 2 sebagai catatan untuk teman-teman.
- Basecamp dan parkiran para pendaki di basecamp Ajisaka dan Siliwangi Adventure.
- SIMAKSI untuk tektok dibayar offline sebesar Rp. 85.000,-.
- Biaya basecamp gratis, hanya membayar parkir kendaraan Rp. 10.000,- (motor) 24 jam.
- Usahakan menginap di basecamp untuk pendakian lebih awal.
- Jika memungkinkan, mendakilah sebelum subuh sekitar pukul 3-4, supaya bisa kembali ke basecamp sebelum gelap.
- Pastikan peralatan dan perlengkapan serta logistik mencukupi karena tidak terdapat warung di jalur pendakian Salak 2.
- Gunakan sepatu gunung agar lebih safety, meskipun tidak hujan dan hanya mendaki tektok (PP).
- Bawalah air 1 x 1,5 liter per orang atau lebih untuk pendakian tektok ke Gunung Salak 2.
- Jangan tinggalkan sampahmu di gunung ya! Apalagi di jalur Ajisaka sampah akan didata.
- Jaga prilaku dalam bertutur dan berlaku saat di gunung. Permisi permisi-lah setiap lewat jalur, buang air kecil dan buang air besar.
- Perlu selalu diingat bahwa pendakian gunung selalu melibatkan risiko, jadi persiapkan diri kamu sebaik-baiknya dan patuhi peraturan yang berlaku.
Terima kasih sudah meluangkan waktu untuk membaca artikel ini hingga selesai. Senang bisa berbagi pengalaman dengan teman-teman semua. Semoga informasi tentang pendakian tektok Gunung Salak 2 bisa menjadi referensi bagi teman-teman yang sedang mencari info tentang pendakian Gunung Salak. Gimana, siap memacu adrenali di jalur Salak 2?
Posting Komentar