Gunung Bisma atau lebih sering dipanggil dengan sebutan Gunung Bismo adalah salah satu gunung yang berada di Wonosobo, Jawa Tengah. Gunung Bisma berada dikawasan komplek pegunungan Api Dieng, satu diantara gunung-gunung Dieng lain seperti Prau, Sikunir, Pakuwaja, Sindoro, Kembang dll.
Puncak Gunung Bismo terletak di ketinggian 2.365 meter di atas permukaan laut. Hanya berbeda sedikit saja dari Gunung Prau (2590 mdpl), gunung terpopuler di Dieng.
Hiking Santai ke Gunung Bismo, Miniaturnya Gunung Prau
Meski gunung Bismo belum terlalu populer di kalangan para pendaki gunung, namun siapa sangka, gunung ini menawarkan pengalaman mendaki yang sangat menarik. Dengan trek yang tidak terlalu sulit untuk mencapai puncak, pemandangan yang ditawarkan Gunung Bismo cukup menggiurkan.
Ada beberapa jalur yang bisa digunakan untuk sampai di puncak Gunung Bismo, yaitu jalur Silandak, Maron, Pulosari, Doroduwur dan Sikunang. Jalur Sikunang adalah yang saya pilih untuk melakukan pendakian ke Gunung Bismo beberapa waktu lalu. Alasannya karena dari beberapa ulasan yang saya baca, jalur ini merupakan jalur termudah, tercepat dan paling ramah pemula. Setelah dibuktikan sendiri ternyata beneran deh, kalau boleh, gunung ini saya berikan predikat gunung ter-efforless sependek karir pendakian saya.
Di artikel ini akan saya ulas beberapa hal dari pengalaman saya mendaki Gunung Bismo via Sikunang. Barangkali informasi-informasi berikut akan bermanfaat untuk teman-teman yang hendak mendaki Gunung Bismo dalam waktu dekat.
Lokasi dan Cara Menuju Gunung Bismo via Sikunang
Basecamp Gunung Bisma via Sikunang beralamat di Jl. Telaga Cebong, Ds. Sikunang, Kec. Kejajar, Kab. Wonosobo, Jawa Tengah 56354. Sekitar 4KM saja dari lokasi titik 0 Dieng. Jika teman-teman menginap di sekitar tugu selamat datang Dieng atau titik 0 Dieng, cukup berkendara 10 menit saja untuk sampai di Basecamp Gunung Bismo via Sikunang. Jalurnya sama ya dengan jalur untuk menuju Sikunir Golden Sunrise atau Bukit Sikunir di Desa Sembungan.
Harga Tiket Masuk dan Ojek Gunung
Harga tiket masuk atau simaksi Gunung Bismo via Sikunang standar saja, yaitu Rp. 20.000,-/orangnya. Lalu membayar fasilitas Basecamp Rp.10.000,-/orang. Fasilitas basecamp ini untuk teman-teman pendaki yang mungkin akan menginap atau istirahat sebelum dan sesudah pendakian. Meski saya datang untuk sunrise hiking alias mendaki tektok, namun tetap membayar tiket basecamp, jadi saya membayar Rp. 30.000,-/orang saat itu.
Untuk parkir kendaraan roda 2 yaitu Rp. 10.000,- untuk maksimal 1x24 jam. Jadi parkir menginap ataupun tidak, sama saja ya. Kemudian salah satu fasilitas yang ada di Basecamp Sikunang ini adalah ojek gunung. Bagi para pendaki yang ingin mempersingkat waktu pendakian, bisa menggunakan ojek gunung. Tarif yang ditawarkan saat itu Rp. 70.000 (pergi-pulang) atau Rp.35.000,- sekali jalan.
Sebenarnya tarif itu lebih mahal dibanding info yang pernah saya dapat dari seseorang yang sudah lebih dulu datang ke Gunung Bismo. Katanya dia membayar Rp. 45.000,- (PP). Jadi menurut saya harga ojek Gunung Bismo via Sikunang ini tidak pasti ya. Mungkin bisa disesuaikan oleh skill tawar-menawar, mungkin juga antara weekend dan weekday harga berbeda karena demand yang berbeda. Dalam ilmu ekonomi kan begitu ya, semakin besar permintaan (demand) dengan jasa (supply) yang terbatas maka harga akan tinggi. Hehehe. Tapi mengingat sulitnya jalur yang dilalui oleh ojek, saya rasa worth it kok. Jika ada dana lebih saya sarankan untuk pakai ojek saja, selain menghemat waktu dan tenaga, juga untuk berbagi rejeki dan mendukung perputaran uang di lingkungan sekitar.
Estimasi Pendakian Gunung Bismo via Sikunang
Subuh itu suhu Dieng menunjukan angka 8 derajat. Meski sangat dingin menusuk kalbu, tapi tidak menyurutkan semangat dan minat saya untuk pergi mendaki Gunung Bismo.
Saya berangkat dari penginapan di sekitar titik 0 Dieng menuju basecamp Sikunang selepas adzan subuh. Tidak perlu waktu lama untuk sampai ke lokasi basecamp Sikunang ini. Apalagi dengan jalanan Dieng yang sangat lengang subuh itu, hanya berkendara kurang dari 10 menit saja sudah sampai.
Setibanya di Basecamp, sudah ada beberapa pendaki lain yang hendak mendaki tektok seperti saya. Saya langsung menghampiri loket untuk mengurus perizinan, lalu membayar sejumlah uang untuk biaya masuk. Sebenarnya saya berniat untuk memakai jasa ojek gunung pagi itu, namun ternyata belum ada ojek yang standby disana, mungkin masih pada tidur.
Beberapa calon pendaki yang sudah tiba lebih dulupun sedang antri menunggu ojek, katanya hanya ada 3 ojek yang dipanggil, sedangkan kalau saya lihat ada lebih dari 3 orang yang menunggu disana. Artinya saya harus menunggu giliran sampai bapak ojek mengantar dan balik lagi. Ah akhirnya saya putuskan untuk mulai trekking saja, biar lebih cepat. Saya tetap menyimpan kontak bapak ojek barangkali nanti ingin dijemput ditengah perjalanan atau ketika turun.
Basecamp ke POS 1
Dari lokasi basecamp yang ada di samping jalan raya, pendaki akan diarahkan untuk menuju sebuah perkampungan. Menyusuri perkampungan padat penduduk sekitar 1KM jauhnya. Jalannya cukup membingungkan karena banyak sekali percabangan. Tapi jangan khawatir, petugas akan memberikan arahan sebelum kita memulai pendakian.
Lepas dari perkampungan, barulah kita akan masuk ke jalur gunung yaitu jalan setapak. Dari sini tidak lagi membingungkan, karena hanya ada 1 jalur menyusuri pesawahan warga. Jalanan berupa bebatuan yang nyaman dan tidak menyulitkan, elevasi masih okelah, banyak landainya. Tidak jauh berjalan, tiba-tiba saja sampai di POS 1. Loh cepat sekali. Saya start mendaki sekitar pukul 05:00 dan tiba di POS 1 pukul 05:25 artinya hanya 25 menit saja.
POS 1 ke POS 2
POS 1 hanya ditandai oleh papan penanda, tidak terdapat fasilitas shelter atau apapun. Dari sana terdapat 3 percabangan jalan, pilih jalan paling kiri untuk pejalan kaki (kalau ke kanan jalur ojek). Saya tidak berhenti di POS 1 karena belum merasa capek, lanjut jalan menuju POS 2 saja.
Dari POS 1 menuju POS 2 treknya full menyusuri ladang warga. Jalanan mulai menanjak tapi masih banyak landainya. POS 1 ke POS 2 saya tempuh dengan 20 menit saja dan tiba di POS 2 sekitar pukul 05:45.
POS 2 ditandai dengan papan penanda dan sebuah gerbang selamat datang. Kenapa gerbangnya enggak dibawah? Mungkin karena kebanyakan pendaki yang melalui jalur Sikunang ini menggunakan ojek, sehingga baru mulai mendaki dari POS 2. Ya, POS 2 ini garis finis ojek gunung, sudah tidak bisa lebih atas lagi.
Saya tidak menyesali keputusan untuk tidak menunggu ojek dan mulai trekking dari basecamp. Karena ternyata, saya tiba lebih cepat daripada rombongan pendaki yang tadi memakai jasa ojek. Beberapa sudah sampai namun yang lain masih menunggu giliran. Andai kami juga ikut antri tadi, mungkin saat itu belum dapat giliran. Hehe.
POS 2 ke POS 3
Dari lokasi POS 2 jika mengadah ke atas akan terlihat bangunan sejenis shelter yang ternyata warung. Jaraknya seperti tidak terlalu jauh, tapi ternyata dekat dimata jauh di dengkul. Karena medan sudah mulai menanjak, jadinya jalan sudah mulai engap. Jalur dari POS 2 menuju POS 3 berupa tanah yang dibuat berundak membentuk anak tangga.
Hanya perlu 15 menit saja untuk saya tiba di POS 3. Sebelum tiba di penanda POS 3, kita akan melewati warung yang terlihat tadi. Warung mbah koplak namanya, satu-satunya warung yang ada di jalur pendakian Gunung Bismo via Sikunang. Saya tidak berhenti dulu karena belum terlalu lelah dan ingin segera tiba di puncak. Untuk kalian yang istirahat di warung mbah, disana juga tersedia toilet dan mushola, barangkali belum shalat subuh.
POS 3 ke Puncak
Dari POS 3 ke puncak ini jaraknya sudah semakin dekat, namun ritme jalan saya justru semakin melambat. Lah kenapa? Bukan... Bukan karena kelelahan, namun karena saya mulai dibuat gagal fokus dengan pemandangan yang tersaji di depan mata. Selepas POS 3 ini vegetasi sudah terbuka, beranjak sedikit saja sudah bisa melihat pemandangan yang Masyaa Allah...
Sekilas mirip point of view dari Gunung Prau, ya? Pemandangan gunung Sindoro dan Sumbing terlihat jelas disepanjang jalur menuju puncak. Belum lagi bentang alam di kanan-kiri-depan-belakang alis 360 derajat sangat menarik perhatian dan memanjakan mata. Gunung ini memang sering disebut replikanya Gunung Prau, kalau saya bilangnya Gunung Prau versi lite atau versi kecil dan gampang.
Puncak Gunung Bismo ini sangat luas, berupa punggungan yang melingkar, sehingga konon Gunung Bismo memiliki banyak titik puncak. Saya lupa ada berapa persisnya, namun yang saya datangi ada 3 puncak yaitu Puncak Tugel 2332 MDPL (puncak pertama dari jalur Sikunang) lalu ada Puncak Nemu-nemu 2348 MDPL dan Puncak Indraprasta 2365 MDPL (puncak tertinggi di Gunung Bismo). Kalau saya perhatikan, para pendaki lain masih berkeliling ke sudut demi sudut punggungan, mungkin menyusuri puncak lain, tapi saya memutuskan untuk stop di Puncak Indraprasta saja.
Turun ke Basecamp
Saya menghabiskan waktu yang sangat singkat di Puncak. Hanya istirahat sebentar sambil menikmati pemandangan, mengambil gambar lalu kemudian lanjut turun.
Untuk perjalanan turun saya berniat untuk naik ojek dari POS 2, karena dengkul sudah terasa 'nyut-nyut' bekas naik-turun Gunung Sindoro hari kemarin. Sebelum turun ke POS 2, mampir ke warung mbah koplak untuk minum teh manis hangat dan sarapan mendoan, sambil mencoba menghubungi bapak ojek yang nomornya sudah saya simpan tadi.
Kontak Ojek Gunung Bismo: 0821-9814-4920 (Pak Sabar)
Saya mencoba menghubungi Pak Sabar beberapa kali namun tak kunjung terhubung. Karena sudah menunggu lumayan lama, akhirnya saya memutuskan untuk mulai berjalan saja. Dengan sedikit tertatih karena kaki semakin terasa tidak nyaman. Kok tadi dipakai naik aman-aman saja ya, mungkin karena beban pada kaki lebih besar saat berjalan turun.
Diperjalanan dari POS 2 menuju POS 1, Pak Sabar balik menghubungi saya. Saya sampaikan kalau ingin dijemput, namun saya sudah hampir sampai di POS 1, hehe, ya gak apa-apa, dijemput di POS 1 saja katanya. Perjalanan dengan ojek dari POS 1 sangat singkat, hanya berkisar 5 menit saja tiba-tiba sudah sampai di basecamp.
Penutup
itulah sekelumit pengalaman pendakian singkat saya ke Gunung Bismo via Sikunang. Jika ditotalkan, durasi pendakian dari basecamp menuju puncak Gunung Bismo menghabiskan kurang lebih 1 jam 30 menit saja. Itu sudah hiking santai termasuk istirahat dan foto-foto. Sangat singkat bukan?
Apalagi jika naik ojek sampai POS 2, mungkin hanya memerlukan waktu 30 menitan saja untuk sampai puncak. Dengan waktu sesingkat itu, para pendaki Gunung Bismo akan disuguhkan pemandangan yang luar biasa indah. Inimah trekking minimal tapi dapet view yang maksimal. Mantap banget sih. Cocok untuk short escape ketika ingin mendaki tipis-tipis atau sekedar sunrise hiking.
Melakukan pendakian ke Gunung Bismo sangat direkomendasikan untuk pengalaman mendaki yang menyenangkan. Apalagi untuk para pendaki pemula, mendaki ke Gunung Bismo tidak akan menyulitkan. Selain bisa mendaki tektok, disana juga bisa menginap alias camping. Ada beberapa titik yang sering dipakai sebagai camping ground, lokasinya berada di lembah-lembah diantara puncak ke puncak. Memang tidak terlalu luas tapi cukup lah, asalkan jangan berkemah di lokasi puncak ya.
Oh ya, barangkali ada yang pernah mendengar atau nanti akan mendengar mitos yang beredar tentang Gunung Bismo bahwa tidak diperbolehkan mendaki dengan baju berwarna kuning. Setelah saya konfirmasi ternyata itu mitos yang keliru, khususnya pihak basecamp Sikunang ini tidak mengamini cerita atau mitos itu. Saya mengkonfirmasi mitos tersebut dikarenakan teman saya akan memakai jaket berwarna kuning, mau enggak dipake tapi gak ada jaket lain. Untung katanya boleh dan Alhamdulillah gak kenapa-kenapa guys (apa karena itu jaket, bukan baju?) hehehe wallahualam. Kembali lagi, soal ini tergantung preferensi masing-masing ya, silahkan boleh percaya atau tidak.
Terima kasih sudah meluangkan waktu untuk membaca artikel ini, senang bisa berbagi pengalaman dengan teman-teman semua. Semoga informasi tentang pendakian Gunung Bismo via Sikunang ini bisa menjadi referensi bagi teman-teman yang sedang mencari info tentang pendakian Gunung Bismo. Maupun bagi yang butuh ide karena sedang bingung akan mendaki ke gunung mana, mungkin bisa mencoba ke Gunung Bismo ya. Selamat mendaki santuy.
Posting Komentar