Gunung Sindoro adalah gunung berapi aktif yang ada di Jawa Tengah. Secara geografis, gunung ini berada di antara Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Temanggung. Gunung Sindoro menjadi salah satu gunung yang terkenal dan favorit di kalangan para pendaki karena memiliki keistimewaan dan panorama alam yang luar biasa. Selain itu, puncak Gunung Sindoro masih mungkin di gapai oleh para pendaki pemula, meskipun ketinggiannya berada di atas 3000-an MDPL.
Puncak Gunung Sindoro berada di ketinggian 3153 Meter Di bawah Permukaan Laut. Meski cukup tinggi untuk ukuran gunung di Indonesia, tapi trek pendakiannya masih cukup ramah pemula. Bukan berarti mudah, namun jalurnya yang tidak terlalu panjang dan fasilitas yang disediakan oleh pihak pengelola sedikit membantu dan memudahkan para pendaki untuk menggapai salah satu puncak dari trilogi gunung Jawa Tengah ini (triple S).
Info Lengkap Pendakian Gunung Sindoro (Rute, Simaksi, Jalur, Estimasi, Spot)
Di artikel ini saya akan mengulas beberapa hal penting mengenai pendakian Gunung Sindoro. Mulai dari informasi basecamp, rute kendaraan umum, simaksi track dan estimasi pendakian. Meski informasi yang sama banyak bertebaran, namun ulasan saya ini berdasarkan pengalaman pribadi yang Insyaa Allah akurat. Semoga informasi-informasi ini akan bermanfaat untuk teman-teman yang sedang berencana mendaki Gunung Sindoro dalam waktu dekat.
Mendaki Gunung Sindoro via Kledung
Ada beberapa jalur yang bisa digunakan untuk sampai di puncak Gunung Sindoro, yaitu jalur Kledung, Alang-alang Sewu, Sigedang, Ndoro Arum, Bansari, Bedakah, Sikatok, Watu Lunyu. Cukup banyak ya? Seiring waktu jalur pendakian ke Puncak Gunung Sindoro ini memang semakin bertambah. Seperti jalur Watu Lunyu ini adalah jalur baru yang baru dibuka peresmiannya pada bulan Juli tahun ini.
Jalur Kledung adalah yang saya pilih untuk melakukan pendakian ke Gunung Sindoro beberapa waktu lalu. Jalur ini menjadi jalur yang paling populer dan favorit-nya para pendaki. Alasannya konon jalur ini paling mudah dan paling cepat, saya tidak bisa memastikan kebenarannya karena saya belum mencoba jalur lain. Namun pertimbangan utama saya menggunakan jalur ini adalah karena lokasi basecamp yang mudah dijangkau oleh kendaraan umum.
Lokasi dan Cara Menuju Gunung Sindoro via Kledung
Basecamp Kledung beralamat di Jl. Campur Salam No.7, Desa. Kledung, Kec. Kledung, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah 56264. How to get there?
Jika teman-teman datang arah barat seperti Jakarta atau Bandung, cara termudah dan sepertinya termurah adalah dengan menggunakan bus tujuan terminal Mendolo Wonosobo. Itu juga yang saya pilih, dari terminal Cicaheum Bandung saya memakai bus Sinar Jaya dengan tarif Rp. 125.000,- / sekali jalan. Saya memilih bus malam, sehingga tiba pagi hari di terminal Mendolo, sekitar pukul 04:00 AM.
Bagaimana jika naik kereta? Saya pernah bahas di artikel cara ke dieng karena rutenya kurang lebih sama. Jika naik kereta, stasiun terdekat adalah stasiun Purwokerto. Dari sana harus nyambung kendaraan elf 3/4 atau bus kecil tujuan Terminal Mendolo Wonosobo atau yang melewati terminal Mendolo seperti bus rute Purwokerto - Semarang. Terrminal Mendolo ini menjadi sentral untuk para pendaki yang hendak mendaki gunung-gunung di kawasan Wonosobo - Dieng - Temanggung.
Selanjutnya dari Terminal Wonosobo menuju basecamp Kledung pendaki masih harus lanjut dengan kendaraan elf 3/4 atau bus kecil tujuan Wonosobo - Magelang atau jika naik dari Purwekorto yang bus jurusan Semarang, nanti minta turun di Temanggung saja. Sampaikan pada pak sopir atau kondektur untuk turun di Kledung, pasti sudah paham karena lokasi basecamp tepat di samping jalan raya. Ongkosnya kalau dari Wonosobo hanya Rp. 20.000,- (kalau dari Purwokerto kurang tau ya), dengan jarak tempuh sekitar 15KM saja atau kurang lebih 30-60 menit. Rute sebaliknya untuk teman-teman yang datang dari arah timur atau utara, bisa menggunakan bus yang sama tujuan Magelang - Wonosobo atau Semarang - Wonosobo - Purwokerto dan turun di BC Kledung, nah rute ini juga tarifnya saya kurang tau ya. Hehehe.
Alternatif lain dari terminal mendolo ke BC Kledung adalah menggunakan jasa ojek yang mangkal di terminal. Begitu tiba, dijamin akan banyak bapak ojek yang menawarkan jasa. Mungkin akan sedikit risih karena saking seringnya ditawarin, tapi gak masalah karena mereka tidak memaksa. Tarif ojek bervariasi tergantung kesepatan tawar menawar, biasanya antar 50-100K. Enaknya kalau naik ojek itu bisa mampir-mampir dulu, misal mau ke ATM, minimarket, pasar, rental outdoor atau lainnya, bapak ojek akan senang hati mengantar.
Alternatif lain lagi untuk yang datang ber-grup atau rombongan, bisa menggunakan jasa pick-up dengan kendaraan bak terbuka. Sedikit cerita dari pengalaman saya kemarin, ketika sedang menunggu bus di minimarket, saya dihampiri mas-mas yang menanyakan saya hendak kemana. Ketika disampaikan akan ke BC Kledung, beliau menawarkan untuk bareng saja karena searah. Ternyata beliau hendak menjemput rombongan pendaki di BC Kledung yang baru turun dari Gunung Sindoro. Katanya tarif 1 mobil ke BC Kledung adalah Rp. 200.000,- / sekali jalan atau 400 ribu PP, bisa di isi maksimal 10 orang. Beliau juga menerima antar jemput ke basecamp gunung lain sekitar wonosobo seperti Sumbing dan Prau dengan tarif yang berbeda.
Kontak Pick Up Mendolo: 0857-2780-0583 (Mas Ilham)
Mengenai Basecamp Kledung dan SIMAKSI
Lokasi basecamp Kledung persis ada di samping jalan raya, jadi begitu turun bus atau elf langsung sampe. Basecamp-nya berada di aula sebuah kantor desa. Karena merupakan aula, sehingga area isitahat dalam basecamp sangat luas. Didesain senyaman mungkin untuk tempat transit para pendaki. Jujur saja, dari pengalaman saya mengunjungi basecamp demi basecamp, BC Kledung sejauh ini terasa paling nyaman. Selain luas, disana juga terdapat fasilitas toilet yang cukup banyak dengan air melimpah, sehingga tidak perlu mengantri kalau mau ke WC.
Saya tiba di basecamp pukul 08:00 pagi. Karena hari itu hari kamis, basecamp tidak terlalu dipadati pendaki. Hanya ada beberapa rombongan pendaki yang baru turun dan beberapa lagi yang hendak naik. Sayapun berencana untuk naik hari itu juga, namun karena masih menunggu teman yang masih diperjalanan, sehingga ada waktu untuk bersantai sejenak. Saya gunakan waktu luang ini untuk bersih-bersih, sarapan dan jalan-jalan disekitaran basecamp. Pemandangan Gunung Sumbing di sebrang basecamp menarik pehatian saya.
Di sekitar basecamp Kledung terdapat banyak warung makan, disana juga terdapat tempat sewa peralatan mendaki jika masih ada perlengkapan yang kurang. Selesai sarapan, packing ulang dan teman yang ditunggu sudah datang, kami langsung mengurus perijinan. Para pendaki harus mengisi list perlengkapan apa saja yang harus dibawa, lalu membayar simaksi sebesar Rp. 20.000,- dan sumbangan basecamp Rp. 10.000,-, total Rp. 30.000,-/orang.
Estimasi Pendakian Gunung Sindoro via Kledung
Kalau diperhatikan, sepertinya hampir setiap gunung sekarang ada ojeknya. Ojek gunung biasanya mengantar dari lokasi basecamp hingga pintu rimba atau batas vegetasi hutan. Termasuk di jalur Kledung ini ada jasa ojek gunung yang akan mengantar dari basecamp menuju POS 1 dan POS 2. Tarifnya adalah Rp. 25.000,- ke POS 1 dan Rp. 40.000,- ke POS 2 untuk satu kali jalan.
Seperti kebijakan-kebijakan lain pada umumnya, keberadaan ojek di gunung ada kelebihan dan kekurangannya. Kelebihannya tentu saja sedikit meringankan beban para pendaki dan juga mata pencaharian baru untuk warga sekitar. Sedangkan minusnya hutan tercemar asap kendaraan dan jalur menjadi cepat rusak karena sering dilalui motor. Wallahualam. Tapi diluar itu, saya termasuk yang sering memanfaatkan jasa ojek gunung, alasannya ya karena itu tadi, meringankan pendakian dan memangkas waktu serta untuk mendukung perputaran uang dengan masyarakat sekitar.
Basecamp ke POS 2
Jam sudah menunjukan pukul 11:00 AM, kamipun bersiap untuk memulai pendakian. Sepertinya kami rombongan terakhir yang memulai pendakian siang itu, rombongan lain sudah berangkat sejak pagi. Kami memulai pendakian dengan menggunakan ojek menuju POS 1.
Rute ojek mula-mula menyusuri perkampungan dengan jalan cor, sebelum akhirnya keluar menuju jalan berbatu dengan kanan-kirinya ladang warga. Siapkan fisik dan mental karena para riders akan memacu kendaraan dengan sangat kencang. Selepas trek berbatu, ojek akan masuk ke area hutan pinus dengan jalanan berupa tanah merah campur bebatuan. Tidak lama dari situ akan melewati POS 1 yang ditandai shelter dan gerbang selamat datang (tidak sempat foto karena tidak berhenti).
Titik finis pertama ojek ini ternyata bukan di POS 1 melainkan di atasnya POS 1, kata bapak ojek mah pos 1 setengah. Pemberhentiannya ditandai oleh sebuah warung dan shelter untuk para bapak ojek mangkal. Perjalanan dengan ojek dari basecamp ke POS 1 setengah ini hanya kurang lebih 10 menit saja. Itu karena jalannya ngebut, padahal jaraknya lumayan jauh menurut saya, mungkin butuh 1 jam atau lebih kalau jalan kaki.
Tanpa berlama-lama kami langsung melanjutkan pendakian menuju POS 2. Jalurnya berupa tanah merah yang masih banyak landainya. Dari sini masih sering berpapasan dengan ojek-ojek yang habis mengantar ke titik finis ojek kedua yaitu di POS 2, lebih tepatnya beberapa meter sebelum POS 2. Kami tiba di POS 2 sekitar pukul 11:45 AM, setelah berjalan kurang lebih 20 menit dari turun ojek di POS 1 setengah. Cukup dekat.
POS 2 ke POS 3
POS 2 (ketinggian 1980 MDPL) ditandai dengan sebuah shelter dan warung yang menyediakan minuman dan makanan ringan. Kami istirahat sejenak sembari menunggu adzan dzuhur. Setelah shalat dan ngemil di warung, kami lanjutkan lagi pendakian menuju POS 3 sekitar pukul 12:30 PM.
Trek dari POS 2 menuju POS 3 ini sudah lumayan susah, kemiringan mulai curam meski dibeberapa bagian masih menemukan bonus landainya. Jalurnya berupa tanah merah dengan kanan-kiri semak belukar, namun kadang juga melewati bebatuan yang harus dipanjat. Meski sudah lumayan berat, tapi masih okelah. Di trek menuju POS 3 kami disuguhi pemandangan indah Gunung Sumbing yang mulai tertutup kabut.
Dengan banyak istirahat, kamipun tiba di POS 3 (ketinggian 2315 MDPL) sekitar pukul 13:40 atau setelah berjalan kurang lebih 1 jam 10 menit. POS 3 ditandai dengan papan penanda dan sebuah warung yang kebetulan sedang tutup. Disana merupakan area yang cocok untuk dijadikan tempat untuk camping atau berkemah karena berupa lahan kosong yang cukup luas. Namun, kebanyakan para pendaki tidak mendirikan tenda disini melainkan sedikit lebih atas yaitu di sunrise camp, termasuk kami.
POS 3 ke Sunrise Camp
Tanpa berlama-lama di POS 3, kami melanjutkan pendakian ke pemberhentian terakhir hari itu yaitu sunrise camp, tempat dimana kami akan mendirikan kemah atau tenda. Menuju sunrise camp dari POS 3 sebenarnya tidak terlalu jauh, hanya perlu mendaki bukit yang sudah terlihat dari sana. Namun medannya ternyata cukup sulit. Trek berupa tanah berpasir yang cukup licin, dibeberapa bagian bebatuan besar yang harus terus dipanjat.
Hanya perlu 15 menit saja untuk tiba di camping ground sunrise camp dari POS 3. Sekitar pukul 14:15 kami sudah sampai di POS sunrise camp 2423 MDPL. Cepet juga, ya. Padahal kami berangkat cukup siang, dan ternyata hanya sekitar 3 jam saja dari basecamp ke camping ground ini. Padahal ngiranya akan kemalaman lho.
Camping di Sunrise Camp Gunung Sindoro via Kledung
POS Sunrise Camp ini menjadi lokasi paling ideal untuk mendirikan tenda. Tempatnya cukup nyaman dan luas, menampung hingga 50-100 tenda, meski hari itu hanya ada 7 tenda saja yang berdiri disana, sepi banget asik. Gak belaku kalau weekend ya, karena Kledung jalur terpopuler sehingga kalau weekend dijamin rame. Di sunrise camp disediakan shelter emergency untuk keadaan darurat yang saat itu tidak ada petugasnya. Cuma satu kekurangan dari camping ground dan jalur kledung secara keseluruhan, yaitu gak ada mata air. Jadinya harus sedia air yang cukup dari bawah.
Camping ground ini ditetapkan sebagai batas akhir camping, artinya tidak dianjurkan untuk camp di area yang lebih atas lagi. Selain karena lokasinya yang nyaman, pemandangan yang ditawarkan dari camping ground ini bagus sekali. Area lebih terbuka dibandingkan POS 3 tadi, sehingga view Gunung Sumbing sangat jelas terlihat dari sini. Penamaan sunrise camp juga bukan sembarang nama, melainkan karena dari lokasi ini pemandangan matahari terbit akan terlihat jelas jika cuaca cerah. Ternyata sunset nya bagus juga lho!
Selepas mendirikan tenda, menikmati sunset dan hari mulai gelap, kami masuk tenda untuk menyiapkan makan malam. Tidak banyak yang dilakukan malam itu, padahal diluar langit lagi bagus-bagusnya. Bintang-bintang bertaburan sangat jelas pertanda hari sangat cerah dan udara sangat bersih. Tapi karena dingin mulai menusuk, akhirnya cuma mager di dalam tenda.
Summit ke Puncak
Sesuai rencana, kami akan melanjutkan pendakian ke puncak atau summit pukul 04:00. Sebelum pukul 4 kami sudah bangun dan bersiap. Seperti biasa kalau summit hanya bawa daypack kecil yang berisi barang-barang penting seperti air minum, sedikit cemilan dan jas hujan (meskipun hari itu sangat cerah but just in case). Meleset 25 menit kami mulai berjalan summit sekitar pukul 04:25 AM setelah adzan subuh. Kata orang summit dari sunrise camp 3-5 jam, mari kita coba!
Belum apa-apa sudah disambut tanjakan nih. Sejak berjalan dari sunrise camp jalanan sudah langsung menanjak, menukik tajam, tipe jalur berupa tanah gempur bercampur batu kerikil. Sebelum ke puncak, kita akan bertemu beberapa tanda atau kawasan, yaitu hutan lamtaro 1, lamtaro 2, batu tatah 1, POS 4 (Batu tatah 2), padang edelweis baru ke puncak.
Sudah berjalan sekitar 30 menit namun medan masih sama, berjalan di hutan lamtaro dalam kegelapan malam. Jika sedang melewati area terbuka, terlihat dikejauhan pemandangan lampu kota (citylight) beserta gunung-gunung yang menghiasinya.
Tidak berselang lama, cahaya kuning keemasan muncul dengan sangat indah dari balik bukit mengalihkan perhatian kami dari tanjakan jalur yang tiada ujung. Lumayan sebagai pelipur lara.
Puas menikmati momen matahari terbit, kami lanjutkan lagi pendakian menuju POS 4. Setelah melewati kawasan batu tatah 1 akhirnya tiba di POS 4 (batu tatah 2) sekitar pukul 06:20 AM. Artinya butuh sekitar 2 jam berjalan dari POS sunrise camp ke POS 4 ini. Cukup lama, ya?
Di POS 4 ini kami bertemu satu rombongan peziarah yang mendaki dalam rangka malam suro. Moment satu suro bagi masyarakat jawa menjadi tanggal penting yang sering kali disebut tahun baru jawa. Banyak tradisi yang dilakukan dalam menyambut malam yang dipercaya sakral oleh masyarakat jawa. Tradisi ini menjadi sebuah hal yang bersifat turun temurun dari dahulu kala yang kemudian terus dilestarikan dari generasi ke generasi. Tradisi berupa ritual yang berbeda di setiap daerah salah satunya dengan ber-ziarah ke leluhur atau petilasan-petilasan.
Untuk awam seperti saya dan mungkin teman-teman yang tidak tinggal di daerah Jawa selalu mengaitkan malam satu suro dengan hal-hal mistis, soalnya ada filmnya. Hehe. Tapi pengalaman mendaki di malam satu suro (plus malam jum'at) di Sindoro kemarin, memberikan pemahaman berarti bahwa tidak ada yang mistis dengan malam satu suro, Alhamdulillah saya pribadi tidak mengalami kejadian aneh atau apapun. Wallahualam.
Dari POS 4 terlihat perbukitan dengan sabana hijau yang mulai menguning karena kemarau. Saya pikir puncak ada di balik bukit itu. Namun ternyata, setelah berhasil mendaki bukit tersebut, masih ada bukit-bukit lain dibelakangnya. Waduh. katanya kita akan melewati padang edelweis namun saya tidak melihatnya, apakah sedang tidak berbunga?
Puncak semakin terlihat, ditandai dengan kepul asap dari kawah dan bau belerang yang semakin menyengat. Meski seperti sudah dekat, namun trek semakin susah saja. Menjelang puncak, trek berubah menjadi kerikil yang sangat riskan untuk dipijak, harus extra hati-hati takut kepleset, sehingga ritme jalan menjadi semakin pelan.
Semakin mendekat ke arah puncak kepulan asap semakin tebal dan angin sedang mengarah ke arah kami. Baunya begitu menyengat, membuat mata sedikit perih, terkadang batuk sehingga sayapun mulai ragu untuk mendekat. Tapi karena semangat dan dukungan dari teman-teman dan karena jaraknya sudah sangat dekat akhirnya saya memberanikan diri untuk mendekat ke puncak.
Akhirnya tiba di Puncak Sindoro pukul 8:00 AM. Artinya dari sunrise camp kami menghabiskan waktu 3 jam 35 menit, dan sekitar 1 jam dari POS 4. Untuk ke puncak Sindoro ini memang hanya dianjurkan dari pukul 7-10 pagi saja, alasannya mungkin itu tadi, menyesuaikan arah angin agar tidak terlalu terkena kepulan asap. Apalagi gas belerang ini cukup berbahaya jika terhisap karena konon kandungannya beracun.
Estimasi Turun ke Camping Ground
Karena alasan asap tadi, kami tidak bisa berlama-lama di puncak. Tidak sempat mengexplore area puncak, hanya kurang dari 5 menit saja sudah siap-siap turun lagi (beneran cuma foto doang). Berjalan turun melewati trek bebatuan tadi saya rasa susahnya 2x lipat dibanding saat naik. Perlu ketahanan kaki untuk menahan pijakan supaya tidak terpleset atau tergelincir. Karena berjalan sangat pelan, kami butuh 1 jam untuk kembali ke POS 4 dan tambahan 1 setengah jam lagi untuk ke POS sunrise camp.
Estimasi Turun ke Basecamp
Setibanya di camping ground yang mana sekitar pukul 10:00 AM, kami istirahat sambil memasak makanan siang sekaligus sarapan. Rencananya kami akan turun sehabis dzuhur. Setelah shalat dzuhur, packing perlengkapan dan membongkar tenda, kami lanjutkan perjalanan turun menuju basecamp.
Perjalanan turun kami mulai sekitar pukul 12.40 AM. Kami berjalan turun dengan santai. Seperti halnya kemarin kami melewati POS 3 dan POS 2 sebelum sampai di pangkalan ojek gunung. Rencananya kali ini mau naik ojek dari POS 2 saja supaya lebih cepat, dan benar saja di sebuah saung setelah POS 2 sudah berjejer bapak ojek lengkap dengan motornya yang terparkir di depan.
Perjalanan trekking + ojek kami tempuh dalam 2 jam, dan tiba kembali di Basecamp Kledung sekitar pukul 14:45. Alhamdulillah. Akhirnya sudah resmi lulus S1. Heheheh.
Saya beserta teman berencana untuk menginap dulu di Basecamp karena hari sudah sore dan akan melanjutkan perjalanan esok hari. Rencananya kami akan mengunjungi 1 gunung lagi yaitu Gunung Bismo di wilayah Dieng. Setelah beres-beres, mandi dan ganti baju, saya lanjut berjalan-jalan sore sambil mencari makan malam. Pas banget esok hari Sabtu, 22 Juli 2023 akan ada acara tahunan Ruwat Rigen disana, acaranya persis di lapangan sebrang basecamp, jadinya sore itu sedang ramai sekali warga yang persiapan dan banyak pedagang makanan.
Ruwat Rigen adalah tradisi dari masyarakat petani sebelum melakukan panen raya tembakau. Petani akan mengadakan ruwatan, yakni mengeluarkan rigen sebagai alat menjemur tembakau untuk dibersihkan dan dicuci menggunakan air suci. Sejak jumat sore sudah banyak persiapan termasuk juga malamnya ada acara pengajian. Kebetulan banget nih jadi bisa nonton dulu.
Menjelang malam di Basecamp Sindoro sudah ada beberapa pendaki yang berdatangan dan hendak menginap. Mereka adalah orang-orang yang akan mendaki esok hari. Karena besok adalah weekend, kemungkinan akan banyak pendaki yang berdatangan nanti malam. Benar saja satu per satu rombongan datang memadati basecamp, saya tinggal tidur cepat karena badan sudah nagih buat istirahat, dan betapa kagetnya saya ketika terbangun subuh hari. Tebak kenapa?
Penutup
Pendakian Gunung Sindoro menawarkan pengalaman petualangan yang menarik bagi para pendaki dengan pemandangan alam yang indah serta tantangan medan yang menarik namun masih ramah pemula. Jika kamu masih baru dalam dunia pendakian dan ingin merasakan sensasi mendaki gunung 3000-an, saya sangat merekomendasikan Gunung Sindoro.
Catatan
Ada beberapa catatan yang bisa saya simpulkan dari pengalaman pendakian saya ke Gunung Sindoro.
- Terminal bus AKAP terdekat menuju BC Kledung adalah Terminal Mendolo Wonosobo
- Bus menuju BC Kledung dari Terminal Mendolo Wonosobo adalah bus kecil trayek Wonosobo - Magelang atau bus sedang trayek Purwokerto - Wonosobo - Semarang
- Entry Fee atau SIMAKSI pendakian Gunung Sindoro : Rp 20.000 per orang. Basecamp : Rp. 10.000 per orang.
- Biaya ojek gunung dari Basecamp : Rp 25.000 sekali jalan (POS 1 setengah), Rp. 40.000 sekali jalan (POS 2)
- Jika memungkinkan, mendakilah pagi-pagi agar bisa tiba di Pos 3 atau sunrise sebelum hari gelap.
- Pastikan peralatan dan perlengkapan serta logistik mencukupi karena warung hanya sampai POS 2 (weekday) dan POS 3 (weekend).
- Bawalah air dua x 1,5 liter per orang. Jalur Kledung tidak memiliki sumber mata air.
- Siapkan masker, buff atau penutup hidung lainnya untuk summit ke Puncak (jam 7 - 10 pagi).
- Jangan tinggalkan sampahmu di gunung ya!
- STOP vandalisme. Di jalur saya menemukan banyak sekali coret-coretan di batu dan itu membuat saya sedih. Parahnya lagi coretan-coretan tersebut sampai di bendera yang berada di POS 4 watu tatah. Duh! Semoga yang baca postingan ini nggak ada yang begitu ya.
- Jangan sembrono dalam bertutur dan berlaku saat di gunung. Permisi permisi-lah setiap lewat jalur, buang air kecil dan buang air besar.
Terima kasih sudah meluangkan waktu untuk membaca artikel ini hingga selesai. Senang bisa berbagi pengalaman dengan teman-teman semua. Semoga informasi tentang pendakian Gunung Sindoro via Kledung ini bisa menjadi referensi bagi teman-teman yang sedang mencari info tentang pendakian Gunung Sindoro. Meskipun sudah banyak tulisan serupa, namun saya harap tulisan ini bisa memberikan informasi lebih lengkap dan detail. Jika ada yang mau ditanya boleh loh komentar dibawah, atau ada yang mau menambahkan mungkin?
Posting Komentar