Jawa Tengah menjadi salah satu provinsi yang memiliki gunung-gunung indah. Ada banyak gunung di Jawa tengah dan saling berdampingan, sehingga biasanya ketika kita naik ke salah satu gunung, maka pemandangan gunung-gunung lainpun bisa terlihat dari ketinggian sana. Langka sekali. Contohnya pemandangan di puncak Gunung Prau. Dari sana pendaki bisa melihat panorama yaitu berupa kumpulan gunung-gunung lain seperti Gunung Sumbing, Gunung Sindoro, Gunung Merapi, Gunung Merbabu hingga Gunung Slamat. Nah pemandangan dari Gunung Andongpun tidak kalah indahnya dengan Prau.
Gunung Andong terletak di Magelang, Jawa Tengah, tepatnya di perbatasan antara Magelang, Salatiga dan Semarang. Gunung Andong merupakan gunung yang populer di Jawa Tengah dan menjadi salah satu favorit para pendaki. Bukan tanpa alasan, selain karena medannya yang relatif mudah dan tidak terlalu tinggi, pemandangan yang didapat para pendakipun sangat menakjubkan.
Rute dan Cara Menuju Gunung Andong dengan Transportasi Umum
Yang pertama, perlu diketahui Gunung Andong memiliki 6 basecamp atau pintu pendakian. Yaitu via Dusun Sawit, Dusun Pendem, Dusun Gogik, Dusun Temu, Dusun Kudusan dan Dusun Sekararum Kembangan. Yang paling populer adalah Basecamp Sawit di Kecamatan Ngablak.
Apabila pendaki datang dari arah barat seperti Jakarta atau Bandung, yang pertama perlu dilakukan tentu saja menuju kota Magelang terlebih dahulu. Kota Magelang bisa dijangkau dengan kendaraan umum Bus, karena tidak terdapatnya transportasi lain seperti pesawat dan kereta api ke sana. Jika ingin menggunakan alternatif transportasi lain tadi (kereta atau pesawat), mungkin bisa menuju kota Yogyakarta atau Semarang terlebih dahulu. Tapi kalau saya merekomendasikan kota Yogyakarta saja, mengingat kota tersebut sangat dekat dan berbatasan langsung dengan Magelang.
Jika sudah sampai di Magelang atau di terminal Magelang, pendaki masih harus menyambung transportasi lain menuju basecamp Gunung Andong. Untuk simplenya bisa menggunakan transportasi online. Atau bisa juga menggunakan minibus tujuan Salatiga dan turun di Pasar Ngablak. Dari sana masih sekitar 1KM lagi, bisa menyambung dengan ojek pangkalan dengan tujuan Basecamp Taruna Jaya Giri Sawit.
Fakta-fakta Tentang Gunung Andong
Gunung Andong ini sangat unik dan spesial. Tentunya terdapat fakta-fakta unik yang perlu teman-teman pendaki ketahui sebelum mendaki Gunung Andong. Apa saja kah itu?
1. Bisa Tektok
Tektok adalah istilah untuk pendakian tanpa berkemah. Jadi, biasanya para pendaki melakukan perjalanan tengah malam atau pagi hari guna berburu matahari terbit di puncak. Tidak banyak gunung yang bisa didaki dengan tektok, apalagi gunung-gunung yang memiliki ketinggian yang lumayan.
Selain Gunung Andong, gunung yang bisa didaki dengan tektok alias pulang pergi antara lain ada Gunung Prau, Gunung Papandayan dan beberapa gunung lain dengan ketinggian standar atau tidak terlalu tinggi (dibawah 2000mdpl lah).
Untuk Gunung Andong sendiri memiliki ketinggian 1726 mdpl. Sudah bisa disimpulkan ya kalau Gunung Andong ini tidak terlalu sulit didaki bahkan oleh pemula sekalipun. Maka tak heran kalau Gunung Andong selalu menjadi tujuan para pendaki pemula yang ingin melatih keahlian mendaki gunungnya.
3. Waktu Tempuh dan Medan Pendakian
Untuk waktu tempuhnya sih sebetulnya relatif, tergantung kecepatan masing-masing orang. Dengan medan yang tidak terlalu sulit, waktu tempuh pendakianpun sangat bisa dipangkas. Rata-rata mendaki Gunung Andong memerlukan waktu sekitar 2-3 jam dengan tempo perjalanan santai.
4. Memiliki Beberapa Puncak
Salah satu pembeda Gunung Andong dengan gunung lain adalah memiliki beberapa puncak. Yakni ada 4 puncak. Adalah Puncak Makam, Puncak Jiwa, Puncak Andong, dan Puncak Alap-alap. Puncak tertinggi adalah Puncak Andong, sedangkan para pendaki biasa berkemah di Puncak Jiwa.
Yang sedikit unik yaitu Puncak Makam, unik apa serem ya?! Hehe. Ya dinamakan Puncak Makam karena terdapat makam atau kuburan disana. Katanya sih makam salah seorang tokoh yang dihormati masyarakat setempat bernama Kiai Abdul Faqih atau yang dikenal dengan Ki Joko Pekik.
Baca Juga: Sambut Pagi di Silancur Highland, Wisata baru Magelang
5. Pemandangan Indah 360 derajat
Gunung Andong sering disebut gunung bintang limanya Jawa Tengah. Hal tersebut tidak lain karena banyak bonus yang didapat dengan mendaki gunung ini, salah satunya karena pemandangannya. Dengan waktu tempuh yang sebentar dan medan yang relatif mudah, pemandangan yang didapat di gunung ini tidak mengecewakan. Malah sangat maximal.
Gunung Andong dikelilingi pemandangan yang aduhai cantik memanjakan mata hampir sekelilingnya. Dari puncak Gunung Andong terlihat pemandangan gunung-gunung lain yang berdampingan. Pendaki bisa melihat Gunung Merapi, Merbabu, Sindoro, Sumbing, Prau, Ungaran, Telomoyo, serta puncak Gunung Andong lainnya, hanya dengan memutar badan alias 360 derajat.
6. Terdapat Warung di Puncak
What, warung??
Yes, di Gunung Andong ada warung untuk memenuhi kebutuhan para pendaki. Enak banget kan? Pokoknya jangan takut kehabisan logistik dan jangan repot-repot bawa banyak bawaan karena bisa membelinya di puncak.
Selain itu disetiap pos pendakianpun ada warung untuk beristirahat dan jajan-jajan. Tapi hanya untuk weekend ya.
7. Signal Kencang
Faktor pendukung lain yang menjadikan gunung ini mendapat julukan gunung bintang lima yaitu karena pendaki tetap bisa mengakses internet dari puncak gunung. Wih.. Si hajat hidup orang banyak. Jangan takut kehabisan gaya deh pokoknya kalau naik Gunung Andong mah. Bisa langsung upload photo atau story.
8. Ramai Bagai Pasar
Fakta terakhir yang harus diketahui tentang Gunung Andong adalah kondisi perkemahannya yang akan sangat penuh ketika akhir pekan atau hari libur. Jangan kaget kalau area camp groundnya ribut kaya pasar.
Pengalaman Mendaki Gunung Andong via Basecamp Sawit
Untuk pertama kalinya saya mendaki Gunung Andong karena cukup penasaran dengan gunung yang katanya cocok untuk pemula seperti saya. Saat kebetulan datang ke kota Magelang pada April 2019 lalu, tentu tidak melewatkan kesempatan untuk mampir ke Gunung Andong. Pendakian saya lakukan bersama kawan sebanyak 7 orang melalui jalur pendakian atau basecamp Sawit di kec. Ngablak, Magelang. Dari kota Magelang saya menggunakan jasa antar jemput mobil sambil jalan-jalan dulu di tempat wisata yang ada di Magelang.
Mas Joko namanya, driver yang menemani kami selama di Magelang. Malah saya dijemput dari Jogja. Beliau asli Magelang dan sudah biasa mengantar tamu yang keliling Magelang sampai Jojga, jadi sudah khatam banget sama lokasi-lokasinya. Tidak sengaja bertemu beliau di forum backpacker, kemudian setelah ngobrol dan tanya-tanya, saya merasa cocok dengan penawarannya. Setelah berunding dengan teman, langsung deal deh. Tarif beliau sangat bersaing. Saya sih puas banget pakai jasa Mas Joko, apalagi ditungguin sampai turun gunung lho. Mantap gak tuh?
Kontak mas Joko: 0857-4331-5000
Baca Juga: Info Lengkap TWA Gunung Papandayan Garut 2020
Saya dan kawan yang sudah sama-sama di Magelang berangkat ke Basecamp Sawit pagi sekitar pukul 9. Perjalanan satu jam dari penginapan di pusat kota Magelang sampai Basecamp Sawit. Disana saya sudah janjian dengan kawan-kawan yang lain yang datang dari Yogyakarta.
Sesampainya di lokasi Basecamp Sawit, kami langsung mengurus perijinan. Membayar simaksi alias tiket masuk yang hanya 10.000 rupiah saja, lalu kami berhenti sejenak di warung-warung sekitar basecamp untuk istirahat dan packing ulang perlengkapan. Jika teman-teman ingin mendaki Gunung Andong namun perlengkapan pendakian tidak lengkap, di sekitar basecamp terdapat jasa sewa alat outdoor ya. Langsung saja tanya ke petugas loketnya.
Pendakian kami mulai setelah sebelumnya shalat dzuhur terlebih dahulu di basecamp. Sengaja kami mendaki siang hari meski katanya mendaki Gunung Andong itu sebentar. Alasannya sebenarnya biar lebih santai aja, maklum kami biasanya tiap 5 lengkah nyender. Hehe. Alasan lain karena saat itu masih musim hujan, jadi tadinya biar tidak kehujanan dijalan. Meskipun pada akhirnya harus hujan-hujanan juga.
Satu lagi alasan yang sudah disinggung diatas. Berangkat cepat biar gak kepenuhan dan bisa leluasa tandai tempat kemah. Itu yang paling inti! Maklum hari itu meski bukan weekend, tapi dekat dengan hari libur nasional jadi pasti penuh nih.
Sekitar pukul 1 siang, ditemani hujan rintik-rintik kami mulai membelah jalur pendakian Gunung Andong. Trek awal yang kita lalui adalah jalanan cor dengan kanan kiri pemandangan perkebunan warga. Setelah melewati perkebunan sekitar 15 menit dari basecamp, kita sampai di pintu rimba yang ditandai dengan anak tangga yang sangat banyak. Lumayan melelahkan nih mulai dari disini, meskipun tidak terlalu kesulitan karena jalanan berupa tangga.
Setelah melewati anak tangga yang cukup panjang, selanjutnya kita menapaki jalur hutan dengan pepohonan rindang dan tinggi menjulang. Secara keseluruhan, jalur pendakian Gunung Andong terbilang landai dan banyak bonusnya. Meski dibeberapa bagian tentu terdapat jalur yang menanjak dan cukup menguras tenaga.
Baca Juga: Tips Mengunjungi Suku Baduy yang Misterius dan Kental Adat
Kita akan melewati 3 pos sebelum sampai ke puncak Gunung Andong. Setiap pos ditandai dengan tempat ngaso berupa saung (jongko dari kayu) yang katanya kalau weekend tempat itu berupa warung untuk istirahat para pendaki sambil jajan. Namun hari itu kebetulan tidak buka. Oh ya, katanya jalur pendakian dari basecamp Sawit ini ada 2, jalur lama dan baru. Kalau kami kemarin pakai jalur lama. Katanya bedanya jalur baru lebih landai, tapi lebih jauh. Sedangkan jalur lama lebih cepat, hanya medan lebih susah alias menanjak.
Pendakian kami memakan waktu sekitar 2 jam saja. Sekitar pukul 3 sore kami serombongan sudah sampai di Puncak Gunung Andong dengan berbalut jas hujan, karena sepanjang perjalanan hujan lumayan lebat.
Seperti yang sudah diulas di atas kalau Gunung Andong itu memiliki 4 puncak. Puncak Makam adalah yang pertama kali bisa dilihat dari jalur pendakian Sawit. Kami melanjutkan ke Puncak Jiwa dimana disana kami akan membangun tenda dan bermalam. Puncak Jiwa memang tempatnya para pendaki berkemah, di Puncak Jiwa terdapat warung yang mana satu-satunya warung yang ada di puncak Andong. Puncak Jiwa ini berupa lahan landai yang sebenarnya tidak terlalu luas. Cukuplah sampai 50 tenda. Saat kami datang belum banyak tenda berdiri disana, sehingga kami masih leluasa mencari lahan yang asik untuk mendirikan tenda.
Semakin sore para pendaki semakin banyak berdatangan, bahkan sampai tengah malampun masih banyak yang berdatangan. Termasuk mereka yang tektok alias pergi-pulang. Biasanya mereka-mereka itu datang tengah malam menjelang pagi. Gara-gara itu, kami jadi gak bisa istirahat dengan nyaman. Berisik banget. Begitu pagi keluar tendapun, lumayan kaget lihat situasi diluar. Asli kayak pasar. Benar kata orang, gunung ini gunung sejuta umat. Ga bohong, sampai desek-desekan. Haha.
Sunrise atau matahari terbit di Gunung Andong terkenal dengan keindahannya. Meskipun hari itu tidak terlalu cerah, namun sunrise datang dengan sangat cantiknya. Dipadukan dengan pemandangan alam berupa gunung-gunung yang menjulang disekelilingnya, ditambah lagi hijaunya lembah dan sawah-sawah dibawah sana, menambah sempurna panorama pagi itu.
Baca Juga: Panduan Wisata Asik dan Keren di Solo, Jawa Tengah
Ga heran kalau gunung kecil ini banyak diperbincangkan dikalangan para pendaki, terutama para pemula. Dengan usaha yang tidak terlalu banyak, sudah bisa menikmati pemandangan gunung yang sebegini keren. Bikin ketagihan sih ini. Kata mas Suryo, kawan mendaki saya yang asli Jogja. Beliau hampir tiap bulan mendaki Gunung Andong, saking seringnya. Ga ngebosenin deh katanya.
pagi itu kami menikmati indahnya alam Gunung Andong sambil ngeteh, ngopi dan membuat sarapan dengan bekal yang kami bawa. Setelah kenyang, tanpa berlama-lama langsung packing perlengkapan untuk selanjutnya bongkar tenda dan turun. Mengingat di atas masih sangat ramai, jadi saya dan kawan-kawan mengurungkan niat untuk explore puncak-puncak Andong yang lain.
Cuaca cukup cerah saat perjalanan turun, namun jalur masih licin bekas hujan kemarin sehingga harus extra hati-hati. Jatuh bangun mewarnai perjalanan kami turun, licin bener. Tapi untungnya, karena cuaca cerah pemandangan indah sepanjang jalan turun menjadi sangat jelas, sesuatu yang gak didapetin saat naik karena hujan dan kabut. Indahnya.. pengobat lelah banget.
Hanya perlu waktu sekitar satu jam saja untuk perjalanan turun. Sesampainya di basecamp kami mandi dan bersih-bersih di toilet umum sekitar basecamp. Ada banyak tempat disana, jadi sangat leluasa meski banyak orang. Bayar seikhlasnya.
Saya dan beberapa kawan langsung berpamitan dan berpisah dengan yang lain di basecamp untuk selanjutnya melanjutkan perjalanan masing-masing. Hari itu kami akan langsung pulang ke rumah. Jadwal bus sekitar pukul 3 sore, jadi masih ada waktu sebentar untuk kembali explore wisata-wisata sekitarnya searah pulang ke Terminal. Masih ditemani Mas Joko yang setia, mau anter ke tempat-tempat yang kami mau.
Tips Mendaki Gunung Andong
- Yang paling pertama, karena menurut saya kekurangan gunung andong itu cuma 1. Ramenya minta ampun. Jadi, saran pertama dari saya jangan datang weekend. Sebaiknya weekday saja agar lebih santai. Tapi kalau tidak memungkinkan ya gak apa-apa juga sih. Hanya pastikan mendaki lebih awal supaya mendapat tempat yang enak. Syukur-syukur langsung menghadap ke arah sunrise seperti kami kemarin.
- Membawa bekal secukupnya saja untuk meringankan beban. Apalagi diatas ada warung, jadi untuk logistik bisa dilengkapi disana. Bukan hanya makanan ringan lho, bahkan nasi bungkuspun ada disana. Jangan takut kepalaran deh. Jangan lupa juga cobain mendoannya, enak dimakan hangat-hangat pas dinginnya malam di Andong.
- Memakai perlengkapan yang safety seperti sendal atau sepatu gunung. Meskipun gunung ini tidak terlalu tinggi, namun di beberapa bagian medannya cukup menguras tenaga. Jadi tetap pakai perlengkapan mendaki yang sesuai standar ya, supaya lebih nyaman. Jangan lupa juga tetap siapkan fisik yang oke, rutin berolahraga dulu. Tidak boleh menyepelekan intinya mah.
- Jangan buah sampah sembarangan.
Itu saja tips mendaki gunung andong dari saya, sekaligus review tentang mendaki Gunung Andong ini saya cukupkan sekian. Semoga sedikit banyak bisa memberikan info dan gambaran untuk kawan-kawan tentang pendakian gunung kecil yang indah menakjubkan di Jawa Tengah itu, terutama untuk kalian yang berencana mendaki Gunung Andong.
Info ini saya tulis sesuai pengalaman pribadi saat mendaki Gunung Andong. Jadi Insyaa Allah apa adanya. Intinya, mendaki Gunung Andong sangat recommended untuk para pecinta keindahan, khususnya para pendaki pemula. Jadi pingin lagi nih..
Budayakan Komentar Setelah Membaca :)
Posting Komentar