Seperti sudah di ulas di artikel sebelumnya mengenai kunjungan saya dengan beberapa kawan ke Cirebon, Majalengka dan Kuningan, bahwasanya saya mengunjungi Majalengka terlebih dahulu di hari pertama. Ada ulasan mengenai beberapa tempat wisata di Majalengka yang saya datangi, yaitu diantaranya Desa Wisata Bantaragung, Ciboer Pas, Curug Cipeuteuy, Curug Muara Jaya dan Terasering Panyaweyan. Sebetulnya masih sangat banyak wisata di Majalengka yang bagus namun tidak sempat saya datangi karena keterbatasan waktu.
Wisata Alam di Majalengka yang lainnya yang mungkin bisa jadi referensi teman-teman, antara lain: Curug Ibun Pelangi, Situ Cipanten, Situ Cipadung, Situ Janawi, Kebun Teh Cipasung Lemah Sugih, Cadas Gantung, Wisata Paralayang Majalengka, Jember Waterpark, Museum Talaga Manggung dan lain-lain.
Artikel ini lanjutan dari cerita Explore 3 Kota di Ujung Jawa Barat Bagian Pertama. Bagi yang langsung membaca part ini disarankan untuk membaca bagian 1 nya terlebih dahulu ya.
DIsini akan saya lanjutkan untuk mengulas wisata-wisata yang saya datangi di 2 kota berikutnya yaitu Kuningan dan Cirebon. Perjalanan saya di hari berikutnya di mulai dengan mengunjungi wisata di Kuningan, saya mulai dari Telaga Biru Ciceureum.
Baca Juga: Negeri Di Atas Awan Dieng, Akses Kesana Berikut Biayanya
Telaga Biru Ciceureum, Spot Foto Cantik dengan Kawanan Ikan
Telaga Biru Ciceureum berlokasi di Kaduela, Pasawahan, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Lokasinya tidak terlalu jauh dari kota Cirebon, bahkan lebih dekat dibanding dari pusat kota Kuningan sendiri. Hanya sekitar 1 jam saja perjalanan dari Cirebon, kami sudah sampai di Telaga Biru Cicereum. Sesuai namanya, air telaga disana berwarna biru atau lebih tepatnya berwarna tosca. Pemandangan disekitar danau atau telaga sangat sejuk dan hijau serta rimbun dengan pepohonan.
Untuk tiket masuk ke Telaga Biru Ciceureum per Nov 2019 yaitu 5K/orang dan parkir 2K. Murah sekali ya. Jika ingin berfoto di fasilitas ayunan yang disediakan, harus membayar tambahan biaya 5K/orang. Sebelum berfoto jangan lupa kasih makan ikan biar ikan ngumpul dan menambah cantik objek foto. Pakan ikan dijual di warung sekitar seharga 3K saja sudah dapet banyak lho.
Talaga Remis, Danau Indah yang Sepi
Kalau mendengar nama danau yang satu ini, jadi teringat lagu sunda tahun 90'an. Kalau tidak salah lagu Nining Meida. "Di sisi talaga remis..." begitulah penggalan liriknya. Ya, bukan pertama kali saya mendengar nama Talaga Remis, tapi kali itu adalah pertama kalinya saya datang kesana. Kalau dari Telaga Biru Ciceureum hanya sekitar 1KM lagi, lanjutkan saja menyusuri jalan aspal yang kecil dan hanya satu-satunya disitu. Melewati jalanan yang kanan kirinya hutan (tidak ada perumahan warga).
Setelah berjalan 1KM-an, lalu nanti akan menemukan 2 persimpangan, ke kanan untuk ke Telaga Nilem dan ke kiri untuk ke Telaga Remis. Keduanya merupakan tempat wisata di Kuningan, tetapi Telaga Nilem lebih diperuntukan untuk bermain air dengan air danau yang sangat jernih sehingga asik untuk berenang. Karena kami tidak membawa baju ganti, jadinya ngadem di Telaga Remis aja deh.
Membayar tiket masuk sebesar 12.500 plus dikasih 1 botol air mineral kemasan. Dari pintu tiket, masuk lagi sekitar 300 meter lalu sampailah di parkiran Telaga Remis. Parkiran persis di sebelah atas Telaga Remis, di bawah hutan pinus. Suasananya sangat teduh dan sejuk meski saat itu tengah hari.
Telaga Remis merupakan sebuah danau dengan pemandangan sekitar yang indah dan hijau. Kalau melihat sejarahnya, Telaga Remis ini sangat kental dengan mitos-mitos jaman dulu. Saat kami kesana kebetulan sedang sepi, mungkin karena hari jumat dan tengah hari. Tidak ada pengurusnya, warung-warung tidak ada yang buka satupun. Belum lagi lokasinya yang menjorok ke hutan dan lumayan jauh dari jalan raya dan pemukiman, membuat tempat itu seperti benar-benar terpencil. Untungnya kalau saya priadi sih tidak terlalu peka terhadap hal-hal yang berbau mistis, jadinya aman-aman aja tuh. Enak sekali ngadem disamping telaga dengan angin yang sepoi-sepoi, jadi ngantuk.
Aktifitas yang bisa dilakukan di Telaga Remis selain berswafoto adalah berkeliling menaiki perahu bebek yang disewakan. Tidak sempat bertanya berapa tarifnya, karena kebetulan memang tidak ada petugasnya.
Puas ngadem di Telaga Remis, kami berniat melanjutkan perjalanan ke destinasi Kuningan berikutnya. Tapi setelah browsing, seperti tidak ada yang menarik. Jadinya kami memutuskan untuk lanjut ke kota Cirebon dan berwisata disana saja. Tempat-tempat wisata di Kuningan lainnya yang mungkin bisa menjadi referensi teman-teman, antara lain: Curug Putri Palutungan di kaki Gunung Ciremai, berendam dengan ikan dewa di Objek Wisata Cibulan, dan lain-lain.
Wisata Sejarah di Keraton Kasepuhan Cirebon dan Masjid Sang Ciptarasa
Tempat pertama yang saya datangi di Cirebon apa lagi kalau bukan Keraton. Ya, Keraton Kasepuhan Cirebon menjadi salah satu icon dan menjadi tempat wisata buruan para pendatang yang datang ke kota udang. Ada 2 keraton di Cirebon yaitu Keraton Kasepuhan dan Kasepuhan Hanoman, keduanya berlokasi di tempat yang berbeda dan memiliki sejarah yang berbeda pula.
Kali itu kami mengunjungi Keraton Kasepuhan, membayar tiket masuk sebesar 15.000/orang. Jika ingin, pengunjung bisa menyewa guide yang akan menemani berkeliling dan menjelaskan seluk beluk dari keraton. Keraton Kasepuhan sangat luas, terdiri dari beberapa bagian atau area. Diantaranya Area Siti Inggil, Area Langgar Agung, Taman Dewandaru, Museum Benda Kuno, Museum Kereta dan lain-lain.
Setelah puas berkeliling keraton yang sangat luas, kami melanjutkan kunjungan ke Masjid tertua di Cirebon yaitu Masjid Sang Cipta Rasa. Masjid ini masih termasuk bagian keraton dan lokasinya pun masih berada di sekitar komplek keraton. Masjid ini dibangun sekitar tahun 1480 M atau semasa dengan Wali Songo menyebarkan agama Islam di tanah Jawa. Nama masjid ini diambil dari kata "sang" yang bermakna keagungan, "cipta" yang berarti dibangun, dan "rasa" yang berarti digunakan.
Kami mengunjungi Masjid Sang Cipta Rasa sekaligus shalat ashar terlebih dahulu, sebelum melanjutkan perjalanan lagi.
Goa Sunyarangi, Taman Keraton yang Unik
Setelah selesai shalat di Masjid Sang Cipta Rasa, kami melanjutkan perjalanan ke tempat wisata Cirebon selanjutnya yakni Goa Sunyaragi. Goa Sunyaragi atau Tamansari Sunyaragi merupakan merupakan salah satu benda cagar budaya yang berada di Kota Cirebon. Lokasinya berada di kelurahan Sunyaragi, Kesambi, Kota Cirebon.
Konon dahulu kala Goa Sunyaragi adalah taman yang digunakan untuk para pembesar keraton dan prajurit keraton bertapa untuk meningkatkan ilmu kanuragan atau meditasi. Arsitektur taman ini sangat unik sekali, Bangunan gua-gua berbentuk gunung-gunungan, dilengkapi terowongan penghubung bawah tanah dan saluran air. Bagian luar kompleks bermotif batu karang dan awan.
Ada banyak bagian dari Goa Sunyaragi diatas tanah yang sangat luas sekitar 15 hektar tersebut. Bagian atau ruangan goa yang ada di Goa Sunyaragi antara lain: Gua Pawon, Gua Lawa, Gua Kelanggengan, Gua Padang Ati, Gua Peteng dan masih banyak lagi.
Pantai Kejawanan, Spot Sunset Warga Cirebon
Tempat terakhir yang kami datangi di Cirebon yaitu Pantai Kejawanan. Sebenarnya sudah mentok mau kemana lagi, tapi setelah searching kami menemukan tempat ini. Bertanya ke warga lokal, katanya lokasinya tidak terlalu jauh dari kota. Bahkan hanya 1KM an dari Keraton Kasepuhan. Ternyata benar, pantai ini berada tidak jauh dari pusat kota Cirebon. Lokasinya berada di Jln.Yos Sudarso, Kota Cirebon. Terletak dekat dengan Pelabuhan Cirebon.
Baca Juga: Panduan Lengkap Berwisata ke Ciletuh-Palabuhanratu UNESCO Global Geopark
Ada yang menggelitik dan lucu, yaitu tiket masuk kawasan Pantai Kejawanan hanya 500 rupiah. Ya! tidak salah baca. Lima ratus perak. Karcis nya resmi dari petugas lho. Harga itu memang belum termasuk parkir di dalam yang di urus oleh warga sekitar. Tapi ya tetep saja, baru pertama kali saya menemukan tiket masuk yang semurah itu.
Memang sih, sebanding dengan yang kita dapatkan. Di area pantai kejawanan ini terbatas sekali fasilitasnya. Tidak seperti pantai pada umumnya yang merupakan bentangan pasir untuk bermain air. Di Pantai Kejawanan ini dari pintu masuk kita sudah disuguhkan dengan pelabuhan dan kapal-kapal nya yang besar. Area bermain atau pasir landari lokasinya jauh ke tengah muara. Sampe bingung dimana pantainya, padahal memang harus jalan terlebih dahulu mengelilingi muara. Kalau males jalan, bisa sewa perahu karet untuk nyebrang dari muara ke lokasi pantai.
Karena sudah terlanjur parkir dan males juga untuk muter ke lokasi pantai, akhirnya kami hanya duduk-duduk di warung samping muara. Sambil menikmati pemandangan laut lepas di depan sana. Niatnya pun hanya untuk bersantai, menghabiskan hari dan menikmati sunset. Hanya saja langit terlihat mendung, sehingga moment matahari terbenam pun kurang sempurna. Tapi lumayan lah, wisata murah di Cirebon. Hehe.
Selesai sunset, kami kembali ke pusat kota untuk makan malam. Malam ini adalah jadwal kepulangan kami ke Jakarta. Jadi setelah makan malam, kami akan langsung menuju Stasiun untuk menunggu kereta pulang. Perjalanan mengexplore 3 kota di Ujung Jawa Barat pun dicukupkan. Sebenarnya masih banyak tempat wisata Cirebon yang mungkin bisa menjadi referensi teman-teman, antara lain: Kraton Kanoman, Cirebon Waterland Ade Irma Suryani, Wisata Religi ke Makam Sunan Gunung Jati, dan lain-lain.
Menjelajah 3 kota (Majalengka, Kuningan dan Cirebon) sangat efektif, mengingat ketiga kota tersebut saling berdekatan satu sama lain. Hanya perlu kurang lebih 1 jam untuk berpindah kota, jadi sayang banget kalau ngga sekalian. Semoga pengalaman saya ada manfaatnya untuk teman-teman pembaca semua, dan memberikan referensi tentang tempat wisata di Majalengka, tempat wisata di Kuningan dan tempat wisata di Cirebon.
Budayakan Komentar Setelah Membaca :)
Posting Komentar