Pada kesempatan kali ini, saya mau sharing cerita perjalanan saya beberapa waktu lalu meng-explore Jawa Tengah. Alhamdulillah berkesempatan mampir ke 3 kota, yaitu Solo, Yogya dan Magelang.
Berawal dari keinginan untuk explore Jawa Tengah, khususnya ke tempat-tempat yang belum sempat saya datangi. Akhirnya tercetuslah ide untuk mengelilingi 3 kota di Jawa Tengah dalam waktu 9 hari.
Personil saya waktu itu hanya 4 orang. Mengingat perjalanan ini lumayan panjang, jadi sebagian besar teman-teman saya (yang biasa) tidak bisa gabung. Terbentur dengan kesibukan mereka bekerja salah satunya. Jadi yang berangkat cuma yang nganggur aja. Heuheu.
Selama 9 hari tersebut, kami mengunjungi banyak sekali tempat. Yang Insyaa Allah akan diulas satu-persatu. Siapa tau bisa memberikan referensi untuk teman-teman jika suatu waktu mendatangi kota tersebut.
Awal mula perjalanan di mulai dari Bandung, Rabu 24 April 2019. Tentunya dari Sukabumi dulu kami menuju Bandung.
Dari Bandung kami menumpang kereta Api Kahuripan sampai Stasiun Purwosari, Solo. Sekitar magrib kereta berangkat dari Stasiun Kiara Condong dan perkiraan sampai sekitar pukul 3 pagi.
Seperti biasa, perjalanan malam sengaja kami pilih agar menghemat budget nginap. Dan kalau sampe tujuan pagi hari itu lebih enak menurut saya, karena bisa explore seharian alias lebih lama.
Enaknya naik kereta juga karena jarang sekali delay, gak ada macet seperti angkutan darat lainnya. Sehingga biasanya sampai tujuan tepat waktu, kecuali kalau ada trouble tidak terduga ya.
Baca Juga:Keliling Semarang GRATIS dengan Bus Wisata Mewah "Si Kenang"
Memulai Petualangan Untuk Meng-explore Kota Solo
Sekitar pukul 3 / 4 pagi kami sampai di Stasiun Purwosari. Stasiun yang masih sangat sepi, hanya beberapa orang saja yang kebetulan turun berbarengan dengan kami.
Berhubung Stasiun Purwosari ini bukan stasiun utama di Solo, jadi tidak seramai Stasiun Solo Balapan. Tidak tersedia toko-toko, warung atau lainnya seperti di stasiun besar biasa.Sambil nunggu pagi, kami shalat subuh dulu di masjid stasiun. Sambil istirahat, dan bersih-bersih.
Kami tidak akan menginap di Solo, hanya transit sehari saja untuk sekalian lewat mengexplore kota Solo. Yang kebetulan, saya pribadi belum pernah datang ke Solo. Sore hari, kami akan lanjutkan perjalanan ke Yogyakarta dan menginap disana.
Setelah hari mulai terang, sekitar jam 6 kami mulai keluar stasiun. Tujuan kami yang pertama adalah sarapan.
Sempat searching dulu untuk menentukan mau sarapan apa yang asik di Solo, dan pilihan kami jatuh kepada Teamlo Sastro. Menurut beberapa sumber di Internet sih teamlo sastro ini legendaris. Akhirnya kita melipir ke Timlo Sastro cabang Pasar Gede.
Lokasi nya tepat di bagian samping / belakang Pasar Gede, gak akan nyasar deh. Ternyata pagi-pagi pun penuh banget, entah memang biasanya begitu atau di serbu pendatang seperti kami.
Selesai sarapan, kami berencana untuk lanjut mampir ke Keraton Surakarta. Karena masih jam 8 pagi, jalan kaki aja deh. Meskipun beban berat karena bawa tas carrier yang lumayan besar, tapi siappp, kan udah makan. Sambil olahraga, sambil menikmati kota Solo pagi hari, ternyata tidak terlalu padat ya disana.
Keraton Kasunanan Surakarta terletak di pusat kota Solo, yaitu tepatnya di Kelurahan Baluwarti, Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Surakarta.
Jarak dari Timlo Sastro (Pasar Gede) ke Keraton Surakarta kurang lebih 1,5 KM. Kenyataannya lumayan jauh juga, tapi gak sampe 30 menit kok. Melewati alun-alun, pasar klewer. Sampe deh.
Keraton Solo di Pagi hari sangat ramai. Karena ternyata, pelataran keraton itu menyatu dengan jalan langsung, tanpa pembatas. Sehingga banyak yang berlalu lalang.
Kami sampai keraton masih sekitar jam 8 lebih. Tidak banyak yang bisa dilakukan sepagi itu. Karena museum keraton pun baru bisa dikunjungi mulai jam 9 pagi.
Akhirnya hanya duduk-duduk istirahat saja di depan keraton, sambil menikmati arsitektur bangunan keraton surakarta classic, khas bangunan jawa kuno. Apalagi sangat teduh disana, sampe terkantuk-kantuk.
Dari segi arsitektur hampir sama dengan keraton yogyakarta. Konon sang arsitektur adalah Pangeran Mangkubumi. Yang kemudian beliau mendirikan kasultanan yogyakarta dan mendapat gelar Sultan Hamengku Bowono I.
Berwisata Sejarah di Museum Keraton Surakarta Hadiningrat
Setelah jam 9, kami melanjutkan untuk mengunjungi dan mengexplore museum keraton. Lokasinya tepat di samping bangunan utama keraton. Untuk masuk kesana dikenakan biaya 10.000 saja.
Sangat sepi saat itu. Berhubung bukan hari libur, dan masih sangat pagi. Hanya kami berempat + 1 orang saja yang berbarengan masuk ke museum keraton.
Suasana yang asri. Disambut angin lembut dari pepohonan yang rimbun di tengah-tengah, yang dikelilingi bangunan keraton yang super besar. Bikin betah.
Di dalam museum keraton terdapat benda-benda peninggalan / bersejarah yang dipajang dan boleh di lihat-lihat oleh pengunjung. Diantaranya benda-benda pusaka dan juga perabotan sehari-hari yang biasa digunakan zaman dahulu.
\
Setelah puas mengelilingi sudut demi sudut museum di Keraton Kasunanan Surakarta dan mengabadikannya. Lalu kami melanjutkan perjalanan.
Ex Pabrik Gula Colomadu, Wisata Baru yang Menarik Perhatian Pengunjung
Tujuan selanjutnya masih tentang wisata sejarah, yaitu kami mengunjungi Museum De Tjolomadoe. Apakah itu?
Colomadu ialah nama pabrik gula terbesar di asia pada jaman belanda. Terletak di Jl. Adi Sucipto No.1, Paulan Wetan, Malangjiwan, Kec. Colomadu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Hanya sekitar 10 menit dari Bandara Adi Sucipto.
Pabrik Gula Colomadu sudah berhenti beroperasi lebih dari 20 tahun lalu, sehingga bangunannya terbengkalai. Akhirnya pada tahun 2017 di revitalisasi menjadi kawasan wisata dan bisnis.
Kini ex pabrik gula Colomadu sudah disulap menjadi tempat yang keren dan instagramable. Dengan nama De Tjolomadoe. Di dalamnya terdapat spot-spot photo yang cantik, tanpa lebih banyak merubah isi dari ex pabrik gula ini.
Mesin-mesin raksasa milik PG Colomadu masih tersimpan di dalam, dengan lebih terawat dan bersih. Ditambah dengan spot-spot photo seperti ruangan animasi, glow in the dark, dll.
Di dalam juga terdapat aula, yang konon bisa digunakan untuk konser musik dengan kapasitas penonton bisa sampai 3000 orang. Wow. Saking besarnya Ex. Pabrik Gula ini.
Tidak cukup waktu 1-2 jam untuk mengelilingi seluruh bangunan pabrik. Karena luas dan banyak tempat menarik. Jika lapar, di dalam tersedia food court untuk dimanfaatkan pengunjung.
Baca Juga: Negeri Di Atas Awan Dieng, Akses Kesana Berikut Biayanya
Oh ya, untuk tiket masuk ke De Tjolomadoe ini yaitu 25.000/orang. Tiket bisa dibeli langsung di loket atau bisa booking via online seperti traveloka.
Menuju Kota Selanjutnya, Yogyakarta
Setelah puas berkeliling di museum De Tjolomadoe, kami bergegas menuju stasiun. Karena jam sudah menunjukan pukul 2 siang, dan kami rencananya akan melanjutkan perjalanan ke Yogyakarta.
Perjalanan mampir ke kota Solo untuk mengexplore kota Solo cukup sampai disini. Meski masih banyak tempat yang sebenarnya ingin di kunjungi, mungkin dilain hari.
Kami menuju kota Yogyakarta dengan kereta Prambanan Ekspress (Prameks) dengan ongkos yang sangat terjangkau, hanya 8000 saja. Tapi kursi rebutan yaw.
Pengalaman mengexplore kota berikutnya, yaitu Yogyakarta akan di ulas di artikel berikutnya.
Posting Komentar