Untuk sebagian orang mungkin sudah tidak asing lagi dengan Gunung Sunda. Ya, Gunung Sunda memang sedang banyak diperbincangkan khususnya dikalangan penikmat alam di Sukabumi alias sedang hitssss. Hal yang memikat orang untuk datang kesana tentu saja karena pesonanya. Pemandangan alam dari puncak Gunung Sunda tidak bisa dibohongi indahnya. Apalagi ketika malam, gemerlap lampu kota Sukabumi dari ujung barat hingga ujung timur membentang luas. Masya Allah, luar biasanya ciptaan Allah. Pemandangan disana pagi, siang atau sorepun gak kalah memukau lho, hijau memanjakan mata. Keren pisan!
Selain karena pemandangannya, letaknya juga tidak terlalu jauh dari pusat kota Sukabumi. Yaitu berlokasi di Kp. Padaasih, Jambelaer, Cisaat, Sukabumi. Dari pusat kota Sukabumi hanya perlu kurang lebih 15 – 30 menit saja dengan menggunakan kendaraan pribadi, sehingga bisa menjadi alternatif wisata singkat untuk melepas lelah ketika weekend tiba atau ketika suntuk dengan suasana perkotaan. Selain itu, yang tidak kalah pentingnya Gunung Sunda salah satu tempat wisata di Sukabumi yang menurut saya ‘ter-urus’, tiket masuk Gunung Sunda sangat terjangkau. Putra-putra daerah sekitar bersama komunitas-komunitas terkait benar-benar serius mengembangkan Gunung Sunda.
Kegiatan demi kegiatan positif sudah sering digelar di Gunung Sunda, tentunya sebagai ajang promosi demi mengenalkan kepada lebih banyak masyarakat tentang keberadaannya. Seperti penamaman pohon, pagelaran seni, dll. Nah, yang saya bahas sekarang adalah acara di Gunung Sunda pada malam pergantian tahun 2016 kemarin, Gunung Sunda Fest (belum telat kali ya nulis sekarang, mumpung masih 2017 dan masih Januari) hhhh.
Acara tersebut di persembahkan oleh Patwapajar sebagai penggagas dan pengurus Gunung Sunda, bekerja sama dengan berbagai komunitas kesukabumian, volunteer dan tandempark.org. Jauh sebelum malam pergantian taun pamflet acara sudah tersebar di Media Sosial, sebagai salah satu pengikut akun-akun kesukabumian informasinyapun dengan mudah saya dapatkan.
Singkat cerita, mendaftarlah kami (saya dengan 2 teman) di tanggal 30 malam, sebenarnya sudah telat karena acara sudah dimulai sejak tanggal 30 – 1 jan. Tapi untunglah masih bisa, walaupun pada saat dihubungi panitia tidak responsif karena mungkin sudah sibuk acara.
Kami berangkat tanggal 31 sekitar jam 5 sore. Tidak sulit menemukan tempatnya karena sebelumnya memang sudah beberapa kali dateng ke Gunung Sunda. Setibanya di TKP kami langsung menuju parkiran yang sudah mulai penuh. Untuk biaya parkir menginap kita cukup bayar 5000 rupiah, Insya Allah aman. Sekedar informasi saja untuk kunjungan di hari-hari biasa tarif masuk dan parkir di kawasan wisata Gunung Sunda hanya 2K tiket+2000 parkir = 4.000 rupiah saja. Murah kan? Banget. Untuk tempat seasyik ini saya rasa sudah sangat terjangkau. Khusus dihari itu tiket masuk Gunung Sunda menjadi 5K/orang (menurut panitia untuk menekan kedatangan pengunjung), sedangkan kami yang ikut acara camping dari panitia ditarif 95K/orang (incl tenda, merchandise dan konsumsi) yang sudah ditransfer terlebih dahulu. Jadi begitu dateng tinggal masuk aja.
Untuk sampai dipuncak seperti biasa kami perlu berjalan kaki sekitar 15 menit dari tempat parkir. Lumayan kaget dan kagum juga dengan kondisi tempat itu sekarang, terakhir kesana 08 Agustus 2015 dan kondisinya belum sekeren itu. Dulu masih hutan beralas tanah, sekarang sudah dibuatkan tangga, dengan pemandangan asik sepanjang jalan, bikin perjalanan lebih mudah, dan gak kerasa sampe atas. Mereka (para pengurus) benar-benar menyulap tempat yang sederhana ini menjadi wisata nyaman untuk pengunjungnya. Pantas saja ketika ada salah satu perusahaan berniat mengekploitasi tempat keren ini mereka berontak, beberapa aksi nyata sebagai protes dan penolakan dilakukan termasuk oleh kalangan-kalangan diluar pengurus dan komunitas. Seperti contohnya kampanye #SaveGunungSunda di Media Sosial, kemudian ada lagi pengumpulan 1 juta tanda tangan. Saya pun tidak mau ketinggalan kala itu.
Sesampainya di lokasi kami disambut oleh panitia yang berjaga disana, diarahkan ke tempat istirahat (tenda) yang sudah disiapkan. Secara keseluruhan acara di #GSFest 2016 sangat beragam, semuanya full seni traditional kesundaan. Mulai dari pencak silat, layar tancep, kaulianan baheula, jaipong, karinding, dan permainan musik traditional lainnya.
Benar-benar serasa di tanah legenda, dengan alunan musik-musik sunda ditambah suguhan pemandangan yang luar biasa, dan angin semilir sejuk pepohon menambah khidmat suasana malam itu. Pelem saur orang sunda mah :D
Sebagai generasi masa kini yang hidup di jaman serba modern akui saja kita tidak terlalu dekat dan familiar dengan budaya sendiri. Acara seperti ini sepertinya harus dilestarikan demi menjaga kecintaan para generasi muda kepada budayanya. Gebrakan jenius dari Gunung Sunda yang mengemas kegiatan tradisional tersebut dengan mengikuti perkembangan jaman. Sehingga bisa diterima oleh berbagai kalangan, mulai dari orang tua, anak-anak kecil (yang dikenalkan orang tuanya), para remaja dan dewasa semua berbondong-bondong malam itu untuk menikmati acara di Gunung Sunda. Semoga acara-acara serupa bisa lebih sering digelar ya, di Sukabumi khususnya.
Acara berakhir di jam 12 malam, menikmati peluncuran kembang api dari berbagai sudut kota Sukabumi terlihat dari sana. Indah banget. Berikut ada sedikit dokumentasi photo dan video acara #GSFest.
2 komentar
Templatenya ganti kek biar ngejreng dikit