Kota Sukabumi berada di bagian selatan tengah Jawa Barat. Terletak di kaki Gunung Gede dan Gunung Pangrango dengan ketinggian 584 m di atas permukaan laut menjadikan Sukabumi menjadi salah satu kota yang terkenal dengan udaranya yang sejuk. Karena suasananya pun masih terbilang asri sehingga suhu maksimal di Sukabumi hanya sekitar 29 derajat celcius jika siang dengan suhu minimal hingga 19 derajat celcius kala malam. Brrrrr....
Karena suhu udara yang terbilang sangat dingin (apalagi ketika malam), hal yang selalu dilakukan mereka (para warga Sukabumi) ya sudah pasti menghangatkan badan, salah satunya bisa dilakukan dengan berburu kuliner. Menyantap makanan-makanan hangat biasanya juga mampu menghangatkan badan. Apalagi ditemani orang-orang terdekat, keluarga, sahabat dijamin menambah kehangatan dengan suasana yang hangat pula.
Bicara soal kuliner, ada nih kuliner legendaris yang cocok banget untuk menghangatkan dinginnya malam di Sukabumi. Apa lagi kalau bukan Bandros Ata. Yes, walaupun ditengah menjamurnya kuliner-kuliner baru dengan suasana yang lebih kekinian seperti Polpo Ristorante, panganan traditional ini tidak pernah tergoyahkan eksistensinya. Tidak hanya terkenal dikalangan masyarakat pribumi, saking hits nya Bandros Ata bahkan menjadi tempat wajib dikunjungi oleh para pengunjung yang datang dari luar kota ketika ke Sukabumi. Itu menurut cerita banyak orang.
“Jadi, kamu belum ke Sukabumi kalau belum ke Bandros Ata. Hehehe”Dibalik citranya sebagai primadona kuliner Sukabumi, tidak lantas menjadikan Bandros Ata menjadi tempat berkuliner yang ‘wah’. Tidak ada kemewahan di tempat dijualnya Bandros Ata, bahkan sangat-sangat sederhana. Bandros Ata dibuka hanya di emperan toko. Untuk duduk duduk saja kita hanya disediakan bangku kayu, dan bangku-bangku plastik alakadarnya. Tapi walau begitu, tempat itu tidak pernah sepi setiap harinya.
Bandros Ata terletak di Jl. Gudang No 04, Sukabumi, masih termasuk pusat kota. Selain menyuguhkan menu bandros dengan banyak rasa (original, keju, coklat), disana juga terdapat menu pelengkap lain seperti bandrek, bansus, jeruk hangat, telur ayam kampung setengah matang, kopi, dll. Untuk menikmati kehangatannya pengunjung tidak perlu merogok kocek terlalu dalam. Harga bandrosnya sendiri sangat terjangkau, berkisar 10 – 15 ribu rupiah saja per satu porsi dan bisa dinikmati untuk beberapa orang. Wareug dan worth lah pokoknya..
Baca ini juga yuk: KESUKABUMIAN - Tahun Baruan Positif, Nyunda di Gunung SundaUniknya, meski termasuk panganan traditional, bandros sendiri bukan makanan yang kuno dan tergerus jaman. Bandros hingga kini masih diminati oleh berbagai kalangan. Mulai anak-anak, remaja, dewasa, apalagi orang-orang tua. Jadi selain dipakai untuk kumpul keluarga, Bandros Ata sering juga dipakai para anak muda nongkrong-nongkrong menikmati malam. Kalau ke Bandros Ata, siap-siap deh antri. Apalagi ketika malam minggu. Bahkan sebagian pembeli kadang tidak kebagian bangku, duduk-duduk di trotoar atau menunggu disebrang jalan sampai pesanannya jadi.
Hal yang diyakini menjadi daya tarik Bandros Ata adalah karena kualitas rasanya. Tapi selain itu mungkin juga karena usianya, karena konon Bandros Ata pertama kali dibuka tahun 70an oleh Mbah Ata, dan yang sekarang meneruskan usahanya tersebut adalah generasi selanjutnya yakni anak cucunya. Dengan resep yang turun temurun itulah rasa Bandros Ata tetap khas tak tergantikan dilidah para pelanggannya, meskipun sudah banyak makanan-makanan serupa yang kini dijual di Sukabumi.
Penasaran dengan kenikmatan Bandros Ata?
Bagi para wisatawan yang kebetulan singgah di Sukabumi, baiknya tidak melewatkan untuk mencoba sensasi empuk dan nikmatnya Bandros Ata. Ditambah minuman-minuman khas dingin seperti bandrek dan kopi sangat-sangat cocok untuk menghangatkan dinginnya malam disini. Untuk berburu Bandros Ata kita bisa datang ba’da shalat isya. Jangan kesorean ya, karena tipastikan belum buka. Bandros Ata memang dikhususkan untuk berkuliner malam sehingga jam bukanya sendiri terbilang agak malam. Setiap harinya Bandros Ata dibuka dari jam 08.30 malam sampai pagi hari, sekitar jam 5 – 6 pagi.
1 komentar